SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam dunia One Punch Man, Saitama dikenal sebagai pahlawan yang tak tertandingi.
Namun, di balik kekuatan dahsyatnya, Saitama juga memiliki dua peliharaan yang unik dan penuh kekuatan: Overgrown Rover dan Black Sperm.
Overgrown Rover, yang awalnya merupakan musuh, kini menjadi peliharaan setia Saitama. Monster ini memiliki tubuh besar mirip anjing dengan bulu hitam tebal dan enam mata merah bersinar.
Meskipun tampak menakutkan dengan gigi tajam dan tubuh tanpa telinga atau hidung yang terlihat, Rover mengecil setelah insiden dengan Asosiasi Monster dan kini berukuran seperti anjing biasa.
BACA JUGA:Misteri Kubus 'GOD' dalam One Punch Man, Menyingkap Rahasia dan Dampaknya pada Alur Cerita
BACA JUGA:Hanya Segelintir Hero di One Punch Man yang Mengetahui Kekuatan Saitama Sesungguhnya
Sementara itu, Black Sperm, monster humanoid dengan tubuh hitam pekat dan wajah putih pucat, dikenal karena kemampuannya untuk membelah diri menjadi banyak klon.
Meski tampak sederhana dalam desain, Black Sperm merupakan salah satu eksekutif Asosiasi Monster yang memiliki potensi ancaman besar.
Pertemuan Saitama dengan kedua monster ini terjadi selama Arc Asosiasi Monster. Rover, yang awalnya menyerang, akhirnya patuh setelah Saitama memerintahkannya untuk duduk.
Sedangkan Black Sperm, meskipun mampu membelah diri menjadi banyak klon, tak mampu menahan serangan Saitama dan memilih untuk mengikuti pahlawan itu setelah kalah.
BACA JUGA:Rahasia Dibalik Raja Monster Orochi di One Punch Man: Dari Manusia Biasa Menjadi Ancaman Mematikan
BACA JUGA:Fakta Lord Boros di One Punch Man, Penghancur Alam Semesta yang Dikalahkan Saitama
Dengan kekuatan luar biasa Saitama, kedua monster ini tak lama mengakui keunggulannya.
Rover mengecil menjadi ukuran anjing biasa dan Black Sperm, setelah dikalahkan, memilih untuk mengikuti Saitama daripada terus melawan.
Perubahan signifikan terjadi setelah mereka menjadi peliharaan Saitama. Rover menjadi lebih patuh dan setia, sementara Black Sperm, meskipun tetap percaya diri, menunjukkan sikap lebih jinak.