Menjaga Tradisi Masyarakat Sungsang Menyimpan Emas

Kamis 12 Sep 2024 - 19:54 WIB
Reporter : Rendi Fadillah
Editor : Edi Sumeks

Tak heran akhirnya Sungsang dijuluki kampung emas di Provinsi Sumsel. “Kalau sedang memerlukan uang, emas juga gampang “dicairkan”. Bisa jual ke toko emas atau gadai ke Pegadaian,” sebutnya. Keberadaan Pegadaian yang memfasilitasi gadai emas telah menjaga tradisi investasi dan meng-EMAS-kan masyarakat. Membantu nelayan, pengepul ikan, pengusaha kapal, pedagang, hingga pelaku UMKM di Sungsang meningkatkan kapasitas usahanya, khususnya di sektor perikanan tangkap.

Rangkul Agen, Bantu Nasabah UMKM

Pegadaian Meng-EMAS-kan Indonesia, Menuju Indonesia Emas 2045

Selama ini Pegadaian sangat dekat dengan masyarakat kecil dan UMKM yang mayoritas segmentasi nasabahnya. Hingga Juni 2024, jumlah nasabah Pegadaian se-Indonesia telah mencapai 24,9 juta orang. Khusus dari Tanjung Lago, Sungsang, dan sekitarnya tercatat ratusan di Pegadaian Telang.

Mereka mengakses berbagai produk, mulai dari pinjaman gadai meliputi gadai angsuran emas, gadai emas, tabungan emas, non emas, efek, kendaraan, pembiayaan porsi haji, wisata religi. Lalu pinjaman non gadai, seperti cicil emas arisan, emasku, kendaraan, pinjaman usaha, serbaguna, modal produktif, modal kerja, serta gadai sertifikat. Layanan jasa ada tabungan emas, jasa taksiran sertifikasi titipan, safe deposit box, pembayaran online, pengiriman uang, titipan emas fisik, dan pinjaman kredit instansi (korporasi).

“Nasabah Unit Telang rata-rata petani kelapa, ibu rumah tangga, pedagang, dan nelayan. Dari Sungsang lumayan banyak yang gadai emas, perhiasannya besar-besar mulai dari 1 suku. Sekali gadai pinjamannya Rp3 juta, Rp6 juta, hingga Rp50 juta untuk modal usaha,” ujar Hendrikus Fernando, Pengelola Unit Telang. 

Diakuinya, kecenderungan nasabah Sungsang memilih gadai karena emasnya mau dipakai lagi. “Misalnya mau hajatan atau hari raya, mereka tebus perhiasannya dalam jangka waktu 1-4 bulan,” tuturnya. Untuk mempermudah akses nasabah sampai kawasan perairan Sungsang, Pegadaian merangkul agen setempat. Saat ini di Sungsang baru ada satu agen, namun pihaknya membuka seluas-luasnya bagi warga yang berminat. “Kita berharap keberadaan agen di desa-desa semakin mendekatkan Pegadaian kepada nasabah,” imbuhnya.

Manager Gadai KCP Palima Pegadaian, Fachro Diana Sari menambahkan Unit Telang baru beroperasional dua tahun. “Total KCP kita membawahi 8 outlet Pegadaian plus 2 unit Senyum gabung BRI (induk usaha), dengan out standing loan (OSL) per Agustus 2024 mencapai Rp130 miliar dan memiliki 152 agen aktif,” bebernya.

Bagi warga atau nasabah yang tertarik menjadi agen bisa mendaftar ke UPC terdekat. “Kami memberikan komisi 75 persen dari administrasi fee per transaksi untuk agen, plus share sewa modal 0,05 persen dari transaksi nasabah yang melakukan pelunasan,” lanjut Fachro. Bonus fee ini juga tergantung omset dan level agen, semakin tinggi levelnya semakin besar bonusnya.

Saat ini ada 3 kategori agen, yaitu agen pemasaran, pembayaran, dan gadai. Khusus agen gadai diikutkan Diklat Penaksir terlebih dahulu, supaya bisa menaksir emas nasabah. Sejauh ini produk Gadai Emas Reguler paling populer, sewa modal yang dikenakan 1-1,2 persen per 15 hari. “Khusus hingga akhir tahun 2024, kami ada produk Gadai Peduli gratis sewa modal 2 bulan dengan pinjaman hingga Rp2,5 juta,” terang Fachro.

Selain via agen, kini masyarakat dimana pun berada semakin mudah mengakses layanan Pegadaian di smartphone melalui aplikasi Pegadaian Digital. Fitur-fiturnya meliputi tabungan emas, gadai, pembiayaan, pembayaran (gadai, cicilan, iuran, tagihan) dan top up (pulsa, e-wallet), cicil emas, hingga rencana emas. Dengan semua produk itu, Pegadaian bertekad memenuhi seluruh kebutuhan hidup masyarakat, meningkatkan perekonomian usaha, serta meng-EMAS-kan Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan mengatakan Pegadaian berusaha meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia saat ini baru sebesar 65,43 persen, dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.

Pegadaian meyakini semakin baik literasi keuangan masyarakat, semakin baik pula pengelolaan keuangan untuk pendapatan perkapita lebih tinggi. “Kami meliterasi, Yuk Nabung Emas, Yuk! Karena menabung emas di Pegadaian sangat mudah sekali,” ungkap Damar saat pemaparan "Company Performance Overview PT Pegadaian Semester 1 Tahun 2024" di Jakarta, Selasa (30/7/2024).

Bahkan dengan uang Rp10 ribu, masyarakat bisa menabung emas 0,01 gram di Pegadaian Digital. “Pada tahun 2023, volume transaksi gadai digital mencapai Rp14,54 triliun dan khusus Tabungan Emas Pegadaian senilai Rp9 triliun. Ini menandakan masyarakat semakin teliterasi dan terinklusi menabung emas di Pegadaian,” terangnya.

Damar menyebut Pegadaian Digital memberikan kemudahan tak terbatas kepada para nasabah mengakses kebutuhan finansial apapun darimanapun. “Kami selalu bersemangat menghadirkan inovasi dan transformasi berkelanjutan, 123 tahun untuk masa depan Bersama meng-EMAS-kan Indonesia,” ungkap Damar.

Diketahui, untuk mewujudkan visi Negara Maju atau Indonesia Emas 2045 sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Pemerintah minimal harus meraih pertumbuhan ekonomi 6 persen dari rata-rata saat ini 5 persen per tahun, supaya proyeksi GNI per kapita 2042 masuk high income (pendapatan tinggi) senilai US$ 18.790. Pegadaian berkontribusi lewat dukungan pembiayaan dan produk investasi kepada nasabah, terutama UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian negeri dengan kontribusi PDB RI mencapai 61,9 persen. (fad)

Kategori :