Lebih lanjut, Presiden Jokowi menekankan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara tidak hanya tentang perpindahan fisik, melainkan juga perubahan dalam pola pikir, pola kerja, dan budaya kerja.
Transformasi ini diharapkan akan menghasilkan efisiensi, percepatan, dan penyederhanaan dalam pengambilan kebijakan.
"Sudah sering saya sampaikan, di masa depan, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Bukan negara besar mengalahkan negara kecil, tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat," tambahnya.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya perubahan mentalitas dan karakter bangsa yang maju agar Indonesia bisa bersaing di kancah global.
Dengan semangat ini, diharapkan seluruh pemimpin TNI dan Polri dapat membawa perubahan positif dalam manajemen birokrasi dan tata kelola, sehingga kedua institusi semakin profesional.
"Semangat ini yang saya harapkan bisa Saudara-saudara bawa sekembalinya dari IKN. Semangat memperbaiki tata kelola, semangat memperbaiki manajemen birokrasi, baik di TNI maupun Polri, agar semakin profesional," tutup Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri dan pejabat penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.