Keempat adalah mandiri. Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggungjawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
Kelima Bernalar kritis. Pelajar Indonesia mempu mengkritisi banyak hal, mampu mengeluarkan pendapat dan pandangannya. Hal ini juga dapat melatih mental pelajar untuk berani berargumen mengkritisi hal-hal yang kurang tepat dan berbeda dari pandangannya.
Dan keenam adalah kreatif. Siswa yang kreatif dapat memodifikasi dan menciptakan hal-hal yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan efektif. Elemen kunci kreativitas adalah menghasilkan ide-ide orisinal dan menghasilkan karya dan tindakan orisinal.
Meskipun diarahkan pada tujuan mulia, implementasi P5 tidak luput dari berbagai miskonsepsi yang dapat menghambat keefektifan dan kelancaran proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman mendalam terkait dengan berbagai kesalahpahaman yang sering muncul seputar P5 agar pendekatan ini dapat memberikan dampak positif yang maksimal.
BACA JUGA:Kabar Gembira! Kemenag Gelar Pertukaran Mahasiswa Kuliah Luring dalam Implementasi MBKM
BACA JUGA:Kementerian Agama dan LPDP Perkuat Koordinasi Implementasi Dana Abadi Pesantren
Dalam Menjalankan projek ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan 7-8 tema projek. Satuan pendidikan diberikan fleksibilitas untuk memilihnya di setiapfase yang akan dijalani sesuai ketentuan, yaitu Tingkat Sekolah Menengah Atas wajib menyelesaikan minimal 3 tema dalam satu fase. Satuan pendidikan wajib membentuk tim fasilitator P5, mengidentifikasi kesiapan satuan pendidikan, merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5, menyusun modul projek, dan merancang strategi pelaporan hasil projek.
Dalam proses pembelajarannya, profil pelajar Pancasila dapat menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama guru serta anak didik. Keenam dimensi tersebut hendaknya terintegrasi ke dalam semua aspek pembelajaran sehingga dapat berpengaruh ke sikap guru dan anak didik. Profil pelajar Pancasila selain pada aspek pengetahuan, tapi juga aspek afektif serta tingkah laku selaras identitas sebagai negara Indonesia termasuk bagian dari dunia. (*)