3 Bocil Dikirim ke Panti Rehabilitasi, Bunuh dan Perkosa Siswi SMP, Penyidik Percepat Berkas Perkaranya

Sabtu 07 Sep 2024 - 21:46 WIB
Reporter : Andika
Editor : Dede Sumeks

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Tiga bocah cilik (bocil) tersangka pembunuhan dan menggilir jasad siswi SMP inisial AA (13) telah diserahkan ke Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum (PSRABH) Indralaya, Ogan Ilir. Ketiga pelajar SMP, didampingi keluarganya dan polisi.

Kepala UPTD PSRABH Indralaya, Dian Arif melalui Konselor Psikologi, Zelin membenarkan terkait kedatangan 3 anak berhadapan dengan hukum (ABH), MZ (13), NS (12), dan AS (12).

BACA JUGA:Keselamatan 3 Bocil Juga Jadi Prioritas, Tersangka Pembunuhan dan Gilir Jasad Siswi SMP

BACA JUGA:Akibat Sering Nonton Film Dewasa, Pengaruhi Psikologis 4 Pelajar Hingga Berani Membunuh-Rudapaksa Siswi SMP

"Tadi malam datangnya, sekitar pukul 23.30 WIB, Jumat (6/9),” ungkapnya, Sabtu (6/9).

Setelah serah terima dan berita acara dengan pihak kepolisian, ketiga ABG tersebut diajak ke rumah Antara. “Dipisahkan dengan yang lain, jadi hanya mereka bertiga," tambah Zelin. 

Rumah Antara adalah ruangan khusus bagi anak panti yang baru datang. 

Menurutnya, informasi dari pihak kepolisian 3 ABG itu akan dititipkan di PSRABH Indralaya sampai masa sidangnya.

"Mereka akan diberikan treatment kurang lebih sama dengan anak-anak lainnya. Kemungkinan assessment baru dilakukan Senin (9/9),” tambahnya.

Kasi Rehabilitasi Darwin Mokodongan, menambahkan 3 ABH itu akan dilakukan assessment terlebih dahulu selama tiga hari.

“Menggunakan terapi komunitas untuk pembinaan fisik, mental, sosial dan spiritual. Khususnya bimbingan spiritual agar anak paham betul tentang nilai-nilai kemanusiaan," ujarnya, kemarin.

Sejak berada di PSRABH, ketiga ABH tersebut menjalankan aktivitas sesuai peraturan yang berlaku.

Seperti salat lima waktu, mengaji dan kegiatan-kegiatan spiritual lainnya. Serta mendapatkan hak makan tiga kali sehari, minum, kebutuhan mandi cuci kakus dan lain-lain.

Bisa dibilang ketiganya akan mengikuti kegiatan seperti sedang dipesantrenkan selama berada di PSRABH. "Kalau pesantren itu kan 90 persen kegiatan keagamaan.

Nah kalau di sini kegiatan anak-anak juga demikian. Namun ditambah dengan kegiatan bimbingan sosial," jelasnya. 

Kategori :