BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Seorang sopir truk tronton angkutan batu bara menjadi korban keganasan para pelaku pungutan liar (pungli) di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) wilayah Baturaja. Korbannya, AM, warga Palembang.
Korban terluka parah di bagian kepala. Wajah dan matanya terkena pecahan kaca mobil yang pecah setelah terkena lemparan batu dari pelaku pungli. Kejadiannya, Sabtu (31/8) dini hari.
Aksi brutal kawanan pelaku pungli disebut terjadi di daerah Pengaringan, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU. Tak jauh dari SPBU Pengaringan. Viral setelah di-upload seorang sopir berinisial S. "Dem jadilah gara-gara batu biso melayang nyawo mamang ini, astagfirullah," ujarnya.
Sumber koran ini membenarkan kalau pada Sabtu dinihari terjadi aksi pelemparan batu, Saat konvoi mobil batu bara bergerak dari arah Muara Enim menuju arah Baturaja. Tiba di lokasi, konvoi tersebut dicegat para pelaku pungli.
BACA JUGA:Polisi Bakar Pos Pungli, Terduga Pelaku Dibubarkan
BACA JUGA:Aksi Pungli Meresahkan, Pemalak Hadang Sopir Truk
Diduga, sopir AM tidak mau memberikan uang kepada para pelaku. Tiba-tiba kaca depan truk yang ia kemudikan pecah dilempari batu. Pecahan kaca mengenai wajahnya.
AM yang terluka yang dilempar batu berhenti mendadak karena bagian matanya terkena serpihan kaca depan. Karena kesakitan, AM injak rem mendadak. Tronton lain di belakangnya tak sempat mengerem, hingga akhirnya menabrak bak belakang tronton warna merah yang disopiri AM.
Meski ringsek, tapi sopir tronton yang menabrak hanya lecet. "Yang luka parah ini sopir tronton warna merah karena terkena pecahan kaca," ujar Kapolres OKU AKBP Imam Zamroni melalui Kasi Humas Iptu Ibnu Holdon.
BACA JUGA:Pastikan Pelayanan Publik Tak Ada pungli
Sebelumnya juga sempat viral aksi pungli yang direkam kamera ponsel di Jalinsum wilayah Kecamatan Semidang Aji. Pungli diduga dilakukan sejumlah warga.
Saat diberi uang Rp10.000, pelaku pungli minta tambah. Sopir yang kena palak menjawab, "katek lagi duit ado Rp5 ribu itulah cuma". Sang sopir menambahkan kalau yang diberikan itu Rp10.000, dalam bentuk pecahan ribuan. "Minta-minta nak makso". (bis)