Ibnu Sina: Pilar Kedokteran Modern dari Dunia Islam

Sabtu 31 Aug 2024 - 17:16 WIB
Reporter : Nanda
Editor : Rian Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Perkembangan ilmu kedokteran terus melaju dengan pesat di era modern ini, namun sedikit yang menyadari bahwa di balik kemajuan tersebut, terdapat kontribusi besar dari seorang ilmuwan Muslim yang juga seorang penghafal Al-Qur'an.

Sosok tersebut adalah Ibnu Sina, yang di dunia Barat dikenal sebagai Avicenna. Ia merupakan salah satu ilmuwan dan filsuf Muslim paling berpengaruh sepanjang sejarah, dan dikenal sebagai "Bapak Kedokteran Modern."

Lahir pada tahun 980 di Afshona, dekat Bukhara (sekarang Uzbekistan), dan meninggal pada tahun 1037 di Hamadan, Persia (sekarang Iran), Ibnu Sina menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak usia muda. Pada usia 10 tahun, ia sudah menghafal Al-Qur’an.

Ketertarikannya pada ilmu kedokteran mulai tumbuh ketika ia berusia 16 tahun, dan dua tahun kemudian, ia sudah menjadi seorang dokter yang penuh kompetensi.

BACA JUGA:Waduh, Gegara Air Galon dan Judol Warga Kelas Menengah di Indonesia Jatuh Miskin, Kok Bisa?

BACA JUGA:Sunan Ampel: Pionir Penyebaran Islam dan Pendidikan di Jawa, Ini Sosoknya

Karyanya yang paling monumental, Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine), adalah sebuah ensiklopedia medis yang menjadi acuan utama di berbagai universitas Eropa hingga abad ke-17.

Buku ini mencakup berbagai bidang kedokteran, termasuk anatomi, ginekologi, pediatri, dan farmakologi klinis. Ibnu Sina juga diakui sebagai pelopor dalam penerapan uji klinis dan pengenalan farmakologi klinis.

Selain di bidang kedokteran, Ibnu Sina juga memberikan kontribusi signifikan dalam filsafat, di mana ia berusaha menyelaraskan filsafat rasional dengan teologi Islam.

Upayanya untuk membuktikan keberadaan Tuhan melalui logika dan akal ini memiliki pengaruh besar pada pemikiran ilmiah dan filosofis, baik di dunia Islam maupun di Eropa.

BACA JUGA:Lestarikan Kerajinan Sulam Angkinan, Kampung Sunan, Kecamatan Kalidoni

BACA JUGA:Inovasi Kampung Sunan Kecamatan Kalidoni, Melestarikan Sulam Angkinan sebagai Warisan Budaya

Mengapa Ibnu Sina begitu berpengaruh dalam dunia kedokteran? Salah satu alasannya adalah metode ilmiah yang ia gunakan dalam penelitiannya, termasuk observasi, eksperimen, dan dokumentasi yang cermat. Ini menjadikan informasi yang disajikan dalam karyanya akurat dan dapat diandalkan.

Selain itu, Al-Qanun fi al-Tibb diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Latin, dan menjadi teks utama di universitas-universitas Eropa selama berabad-abad, yang turut menyebarkan pengetahuan medis dari dunia Islam ke Barat.

Ibnu Sina juga memperkenalkan banyak konsep dan teknik baru dalam kedokteran, seperti penggunaan uji klinis dan farmakologi klinis, yang kemudian menjadi fondasi bagi perkembangan ilmu kedokteran modern.

Kategori :