AIR TALAS,SUMATERAEKSPRES,ID - Beberapa Ibu-Ibu mengenakan kaos kuning menyuguhkan sirup jeruk olahan yang dipajang di atas meja panjang berukuran sekira 2x1 meter di dalam rumah produksi KWT (Kelompok Wanita Tani) Subur Makmur, Desa Air Talas, Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, beberapa waktu lalu.
Saat itu, pengunjung yang kehausan, langsung meminum es jeruk buatan Ibu-Ibu KWT. "Alhamdulillah, nikmat sekali rasanya, tenggorokan langsung segar kembali," gumam Putri (22) salah-seorang pengunjung.
Maklum, hari itu menunjukkan pukul 11.30 WIB dan cuaca sangat terik. Seseorang lainnya, nampak menambahkan lagi sirup yang sudah dicampur es batu ke dalam gelas untuk kedua kalinya, manis, dingin dan menyegarkan.
"Tidak terasa sama sekali kalau jeruk ini asam, kok bisa yah," lanjut Putri kepada temannya yang lain sambil membuang gelas plastik bekas minuman es jeruknya yang sudah habis dua gelas.
BACA JUGA: Bikin 20 Kebun KWT, Desa di Muba ini Wujudkan Ketahanan Pangan
BACA JUGA:Imbau Petani - KWT Tanam Bawang
Di atas meja panjang, nampak juga ada produk olahan lain yang dijejerkan disana. Mulai dari Stik jeruk, selai jeruk, pie jeruk juga tersedia disana.
"Semuanya kami produksi sendiri secara gotong royong bersama anggota KWT yang lain," ujar Ketua KWT, Komang Meliasi (44).
Cuaca masih terasa panas, membuat kipas angin yang dihidupkan menempel di dinding seakan hanya lewat bagaikan angin lalu.
Namun beruntungnya, rumah produksi KWT Subur Makmur dengan penataan yang sangat bagus itu tak pernah ikut pemadaman listrik.
BACA JUGA:Bahan Sederhana, Ampuh Usir Hama, Anggota KWT Diajarkan Buat Pestisida Nabati
BACA JUGA:Anggota KWT Bisa Ajukan KUR Tanpa Agunan
"Kita itu kan disini listrik nya kurang besar daya watt nya, dan listrik Desa juga sering padam. Namun beruntung, tak pernah ikut pemadaman," lanjut Komang.
Berkat bantuan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4, rumah produksi KWT Subur Makmur tetap bisa terus berproduksi karena sudah dilengkapi dengan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di bagian rooftop.
Teringat betul, saat rumah produksi belum dilengkapi PLTS, produksi seringkali terhambat dan banyak bahan-bahan yang cepat rusak dan basi.
"Jadi kita minta bantuan karena kalau lagi produksi umpamanya kota hidupkan blender, mesin air, kipas angin secara bersamaan sering turun (listrik, red) dan sewaktu ada kunjungan dari manager Pertamina mereka bilang perlu atau tidak penerangan listriknya dan kita ajukan PLTS dan disetujui," sebutnya.
BACA JUGA:Manfaatkan Lahan, KWT Hasilkan Rp11 Juta
BACA JUGA:Pastikan Kondisi Tanaman Baik dan Subur, Tim PPL BPP Kunjungi Poktan dan KWT
Pemasangan PLTS sudah dilakukan sejak awal September 2023 lalu. Usai dipasang, dia bersama Ibu-Ibu KWT lain kemudian diadakan pelatihan dulu untuk pemasangan juga perawatan.
"Bahkan kita dapat sertifikatnya untuk menjadi narasumber jika ada pemasangan lagi," lanjut warga Desa Air Talas ini.
Untuk kapasitasnya sendiri, sekira 3,3 killowatt peak. Bagi Ibu-Ibu KWT, itu lebih dari cukup bahkan bukan hanya dapat digunakan untuk produksi saja, melainkan juga penerangan jalan di sekitar rumah produksi KWT.
"Karena sebelumnya listrik juga menjadi kendala utama karena listrik memang kurang dan sering turun kalau sekarang tetap aman," sambungnya.
BACA JUGA:Ini Tujuan Pemdes Dersa Sinar Rambang Memberikan Bantuan bagi Anggota KWT
BACA JUGA:Bikin Kompos dari Limbah, inovasi KWT Prabumulih Timur
Betapa tidak, jika sebelumnya diterapkan sistem bergilir. Misalnya sedang sedot air di sumur bor untuk produksi lain-lain stop dulu.
Namun sekarang tak diberlakukan sistem bergilir lagi. Keberadaan PLTS bantuan Pertamina sangat membantu untuk produksi seperti memblender gula, mikser, mesin air, kulkas, kipas angin dan kalaupun harus lembur lampu di luar dan dalam ikut menyala.
Menggunakan PLTS, mereka pun bisa memproduksi beberapa produk olahan yang dihasilkan dari kebun sendiri.
"Pokoknya kerja kita lebih maksimal dan lebih lancar lagi. Produksi kita tidak tiap hari," bebernya.
BACA JUGA:Panen Perdana, Bagikan ke Anggota, KWT Harum Manis Manfaatkan Demplot
BACA JUGA:Lakukan Pembinaan KWT dan Kelompok Tani
Biasanya, produksi semakin banyak jika mengikuti beragam event. Untuk produksi sirup dan selai jeruk, akan bertahan lama dan lebih awet.
Sedangkan untuk pie biasanya produksi kalau ada permintaan dan tidak menyetok banyak.
Usaha yang kini digeluti anggota KWT yang berjumlah 12 orang itu, sudah dilakukan sejak 2018 dan sempat vakum 2 tahun karena covid-19.
Bukan tak beralasan, sirup, selai, pie dan stik jeruk semuanya terbuat dari jeruk masam atau gagal panen.