SUMATERAEKSPRES.ID -Keris merupakan senjata tradisional yang beredar di Nusantara. Keria memiliki beragam keungggulan ketimbang senjata senjata lainnya, sehingga sangat dianggap sakral bagi sebagian masyarakat indonesia.
Fungsi utama keris merupaka senjata tikam. Namun keris dibaluti oleh beragam filosofi dan kearifan lokal. Banyak ornamen serta simbolis simbolis yang digunakan dalam membuat sebilah keris.
Beragam filosofi ini berisi untaian doa dan harapan positif yang memang sengaja di masukan di dalam unsur keris oleh sang empu atau pandai besi yang membuatnya menjadi ciri khas khusus.
Untuk masyarakat timur khususnya di Nusantara, doa yang dipanjatkan haruslah luhur suci dan setulus hati. Supaya harapan dan doa itu dikabulkan oleh sang khalik.
BACA JUGA:Bagindo Togar Butar Butar: ESP-Riezky Poros Ketiga, Potensi Kuat Memecah Suara di Pilgub Sumsel 2024
BACA JUGA:Apple Ungkap iPhone 16 dengan Fitur AI dan Kamera Periskop Terbaru, Ini Bocoran Spesifikasinya!
Dari sinilah muncul beragam mitos mitos keris, mulai dari mitos kegaiban, kejayaan, pengasihan, hingga kemakmuran. Simbol simbol khusus ini sering kali disalah artikan atau salah di nisbatkan sebagaian orang yang awam dalam dunia perkerisan.
Seperti keris jalak sangu tumpeng, berpamor banyu milih yang jelas jelas bersimbol kejayaan dan kemakmuran. Sering kali dianggap memiliki khodam khusus untuk kerejekian.
Padahal, bukan khodamnya atau jin yang digambarkan dalam filosofi itu. Namun harapan dan doa sang empu keris yang menciptakan simbol keris dengan simbol harapan dan kemakmuran.
Ada lagi seperti mitos keris buntel mayit, yang dipercaya bisa membuat sakit satu keluarga jika tidak di rawat dengan baik.
Keris simbol buntel mayit sebetulnya merupakan keris dengan simbol kejayaan yang melilit. Keris inj melambangkan kemakmuran dan kejayaan.
BACA JUGA:Hari Pertama MCU Pilkada Sumsel: 3 Paslon Jalani MCU, Herman Deru Salah Jadwal Puasa
Namun karena sering disusupi mitos membuat keris ini dianggap negatif. Dan dipercaya bisa memberikan efek yang jelek bagi sang pemilik.
Bagi pecinta budaya tosan aji, sudah sewajarnya meperlakukan keris sebagai senjata yang dirawat dengan baik. Mereka menempatkan simbol doa dan harapan dengan baik, dan berharap simbo harapan dan doa itu diwujudkan sang khalik.