Gempa Yogyakarta M5,8: Apakah Menyebar ke Wilayah Lain? Simak Penjelasan BMKG!

Selasa 27 Aug 2024 - 13:28 WIB
Reporter : Yudhi Ariandi
Editor : Novis

SUMATERAEKSPRES.ID - Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya diguncang oleh gempa bumi dengan magnitudo 5,8 pada Senin malam (26/8/2024). 

Getaran kuat yang dirasakan hingga berbagai daerah di Pulau Jawa ini menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. 

Peristiwa ini menarik perhatian luas karena terjadi di tengah peringatan tentang potensi gempa megathrust yang diperkirakan bisa melanda Indonesia dalam waktu dekat.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut terjadi di zona megathrust, tepatnya di wilayah Samudra Hindia, sekitar 107 kilometer barat daya Gunung Kidul. 

BACA JUGA:Cara Mudah Melacak Mobil dengan GPS untuk Pemula, Dijamin Terpantau Secara Real Time dan Akurat

BACA JUGA:Anda Memiliki Bekas Jerawat, Jangan Bingung Ini Simak Cara Menghilangkan

Gempa ini terjadi pada pukul 19.57 WIB dengan kedalaman 30 kilometer, dan skala intensitas mencapai III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity). 

BMKG juga melaporkan adanya gempa susulan dengan magnitudo 5,5 yang terjadi tidak lama setelah gempa utama.

Meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, getarannya cukup kuat dirasakan hingga ke Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Surakarta (Solo), dan Klaten. 

Banyak warga yang bergegas keluar rumah untuk mencari tempat aman. "Gempanya terasa sekali, sampai semua orang di rumah langsung keluar," ujar salah satu warga di Yogyakarta.

Gempa yang terjadi ini memicu kekhawatiran akan potensi gempa megathrust besar yang diperkirakan bisa terjadi di wilayah tersebut. 

BACA JUGA:Kekejaman dan Aksi Barbar Zionis: Pembakaran Masjid dan Al-Qur’an di Gaza Menuai Kecaman Global

BACA JUGA:Inilah 10 Saham Blue Chip Terbaik di Indonesia untuk Investor Pemula

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini dipicu oleh aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng yang disebut megathrust. 

"Ini merupakan gempa dangkal, yang memang terjadi di zona megathrust, namun tidak ada indikasi gempa megathrust besar yang diantisipasi," jelas Daryono.

Kategori :