PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID - Memasuki musim kemarau, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Prabujaya mulai kesulitan air baku. Hal itu diungkap Dirut PDAM Tirta Prabujaya, Fajar C Ardhana ST MSi dikonfirmasi Minggu, 25 Agustus 2024.
Terlebih lagi, Sungai Lematang yang menjadi sumber utama air baku bagi PDAM Tirta Prabujaya, kini menunjukkan penurunan debit air yang signifikan seiring dengan berjalannya musim kemarau.
Penurunan debit air ini berdampak langsung pada kemampuan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Prabumulih. Selain kesulitan air baku karena musim kemarau, kondisi ini juga diperburuk karena seringnya terjadi pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT PLN Prabumulih.
Bukan hanya mengganggu operasional Perumda Tirta Prabujaya, melainkan juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur distribusi air. "Kondisi sekarang mulai tidak bagus, debit air Sungai Lematang yang merupakan sumber air baku mulai berkurang," ujar Dirut PDAM Tirta Prabujaya, Fajar C Ardhana.
Lebih lanjut, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Teknik PDAM Tirta Prabujaya itu menegaskan, penurunan debit air ini tidak hanya mengurangi kapasitas produksi air bersih, tetapi juga memperpanjang waktu distribusi air ke wilayah-wilayah yang lebih jauh dari sumber utama.
BACA JUGA:Gaji Karyawan PDAM Way Komering Mulai Dicicil
BACA JUGA:PDAM Way Komering Memulai Proses Perbaikan, Gaji Karyawan Dicicil
Dalam kondisi normal, PDAM Tirta Prabujaya mampu mendistribusikan air secara merata ke seluruh pelanggan. "Namun, dengan menipisnya debit air Sungai Lematang, pasokan air menjadi tidak stabil, dan masyarakat di beberapa daerah harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan pasokan air yang cukup," sebutnya.
Masih kata Ari (sapaan akrabnya, red). Selain tantangan dari sisi sumber air, Perumda Tirta Prabujaya juga harus berhadapan dengan seringnya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT PLN Prabumulih. Pemadaman listrik ini berdampak langsung pada operasional PDAM Tirta Prabujaya, terutama dalam hal distribusi air bersih ke pelanggan.
Menurutnya, seringnya terjadi pemadaman listrik akhir-akhir ini telah menyebabkan gangguan serius pada distribusi air, yang berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. "Sering terjadinya pemadaman (listrik) oleh PLN akhir-akhir ini, berdampak pada operasional Perumda Tirta Prabujaya terhadap pelanggan," ucapnya.
Dia menjelaskan pemadaman listrik tidak hanya menyebabkan gangguan distribusi air, tetapi juga menimbulkan kerusakan pada infrastruktur PDAM. Salah satu masalah yang dihadapi adalah terjadinya kebocoran pipa transmisi dan distribusi akibat fenomena water hammer atau aliran balik air yang terjadi ketika aliran listrik tiba-tiba terputus.
"Dengan matinya aliran listrik secara tiba-tiba akan terjadi aliran balik (water hammer), ini bisa membuat kebocoran," imbuhnya. Lebih lanjut, dia juga menambahkan pemadaman listrik yang tiba-tiba juga sering kali merusak peralatan pompa dan instalasi kelistrikan di berbagai instalasi milik PDAM Tirta Prabujaya. "Kerusakan ini tidak hanya menambah biaya perbaikan, tetapi juga mengurangi efektivitas operasional perusahaan dalam menyediakan air bersih bagi Masyarakat," keluh pria penghobi tanaman bonsai ini.
BACA JUGA:DPRD OKU Timur Desak Bupati Segera Selesaikan Masalah PDAM Way Komering, Ini Penegasannya!
Menghadapi situasi yang semakin sulit ini, PDAM Tirta Prabujaya telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif dari pemadaman listrik dan menipisnya debit air Sungai Lematang. Salah satu langkah yang diambil adalah melayangkan surat resmi kepada PT PLN Prabumulih, yang isinya meminta agar PLN dapat menjaga keberlangsungan aliran listrik ke instalasi-instalasi milik PDAM. "Sudah kita layangkan surat meminta agar PLN dapat menjaga keberlangsungan aliran listrik ke instalasi-instalasi kami," tegasnya.