PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berkoloborasi dengan Lembaga Riset Agroforestri (ICRAF) melalui inisiatif Land4Lives telah menghasilkan banyak pencapaian pembangunan rendah karbon dan mengurangi risiko perubahan iklim.
Beberapa inisiatif penting yang telah dilakukan termasuk kajian lingkungan hidup strategis untuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (KLHS RPJPD), penyusunan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB), pendampingan penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), pengembangan alat bantu pengelolaan bentang lahan LUMENS dan perizinan perhutanan sosial SiAlam, serta kerja sama dengan BRIN dalam kajian pembiayaan inovatif berbasis hasil (Results-Based Payment/RBP).
BACA JUGA:BUMN Berhasil Kurangi Emisi Karbon, Sabet Penghargaan Best Impact in Environment of The Year
BACA JUGA:Integrasi Antar Moda Wujudkan GNKAU, Tuntaskan Kemacetan Tekan Emisi Karbon
Dalam Ekspose Land4Lives Sumatera Selatan bertajuk “Merajut Penghidupan Tangguh Iklim untuk Pembangunan Rendah Karbon”, Provincial Coordinator ICRAF Indonesia di Sumsel, David Susanto menjelaskan pembangunan rendah karbon yang dimaksud adalah pembangunan yang menjaga daya dukung lingkungan serta menekan emisi gas rumah kaca.
"Ekspose ini merupakan ajang untuk menyebarluaskan pelajaran dari kegiatan-kegiatan Land4Lives serta mengumpulkan masukan dari pemangku kepentingan, akademisi, dan masyarakat sipil," kata David, kemarin.
Land4Lives dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Kanada, di bawah arahan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.
Kegiatan riset-aksi ini bekerja sama dengan tiga provinsi di Indonesia: Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
"Tujuan akhir dari kegiatan Land4Lives di Sumsel adalah mendorong pembangunan rendah karbon guna mengurangi risiko perubahan iklim.
Untuk itu, Land4Lives mendorong penguatan di sektor penghidupan, pengelolaan bentang lahan, serta perencanaan dan kebijakan," tambahnya.
Kegiatan Land4Lives di Sumatera Selatan difokuskan pada dua sub-bentang lahan: KHG Sungai Saleh – Sungai Sugihan dan KPH Lalan Mendis yang berada di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin. Kedua sub-bentang lahan ini dipilih karena memiliki karakteristik unik, yaitu hutan dan gambut.
"Berbagai kegiatan dilakukan di dua sub-bentang lahan tersebut. Di antaranya adalah Pelatihan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), di mana masyarakat diajak untuk memanfaatkan lahan tanpa membakar, sambil menjaga jasa lingkungan yang diberikan oleh bentang lahan tersebut," ujarnya.
Agenda pembangunan rendah karbon juga menjadi prioritas dalam produk-produk perencanaan di tingkat bentang lahan. Land4Lives bekerja sama dengan KPH Lalan Mendis untuk menyusun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) dan dengan Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Selatan untuk menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG).
“Dengan perencanaan ini, diharapkan hutan dan gambut dapat terjaga untuk generasi masa kini dan mendatang,” ungkap David.
David menyebut kegiatan Land4Lives di Sumsel berlangsung hingga 2026. Oleh karena itu, masukan dan keterlibatan pemangku kebijakan, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil di Sumsel sangat diperlukan.