OGAN ILIR, SUMATERAEKSPRES.ID - Sejarah cerita masalalu puyang Muara Rambang masih cukup banyak terdengar hingga kini.
Makam puyang muara rambang yang merupakan putra mahkota dari Kerajaan Sriwijaya ini juga jadi destinasi religi yang masih dikunjungi.
BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Bambu Runcing: Senjata Pejuang Kemerdekaan Indonesia
Karen konon puyang Muara Rambang bukan orang sembarangan tapi juga adalah keturunan Balaputradewa, raja dari Kerajaan Sriwijaya.
Lokasi makam puyang Muara Rambang terletak di desa Lubuk Keliat kecamatan Lubuk Keliat kabupaten Ogan Ilir. Tepatnya berada di sebelah jembatan pertemuan Sungai muara Rambang dan Sungai Muara Ogan.
Uniknya, lokasi makam ini sering dikaitkan cerita masyarakat sekitar yang menyebut sering dijaga jelmaan monyet dan buaya.
Hampir sebagian besar masyarakat telah mempercayai makam Puyang Muara Rambang sebagai makam wali terdahulu. Dianggap memiliki kekuatan dan karamah yang dapat membantu setiap orang yang memakmurkan makam tersebut.
Konon apabila peziarah mengambil sebuah foto bersama makam Puyang Muara Rambang dan hewan peliharaannya. Maka apabila di cetak foto tersebut tidak akan dapat di cetak dan kertas masih tetap putih bersih.
Kemudian jika foto tersebut, diupload di sosial media maka di Desa Lubuk Keliat akan mengalami kebanjiran yang hebat. Menurut masyarakat hal ini merupakan salah satu bentuk karamah dari makam Puyang Muara Rambang.
Selain dikenal sakti dan tidak terkalahkan dalam berbagai hal. Puyang Muara Rambang ini juga dikenal sebagai sosok seorang yang baik hati. Bukan hanya kepada manusia, tetapi ke makhluk lain juga. Seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Pengurus makam Muara Rambang, Nilawati menjelaskan, makam puyang Muara Rambang terletak di bagian Ulu.
Salah satu ciri khasnya, ketika sampai di makam puyang Muara Rambang, akan langsung disambut dengan kawanan monyet. "Konon para monyet tersebut merupakan para penjaga makam," ungkapnya.
Biasanya para peziarah yang datang akan memberikan cemilan untuk makan para monyet di sekitar lokasi. Sekaligus jadi hiburan bagi para pengunjung yang datang.
"Karena itulah diharapkan pengunjung membawa seperti pisang, kerupuk atau buahan lain agar bisa diberikan makan ke para monyet," katanya.