BACA JUGA:KEREN! Dedikasi dan Latihan Intensif Hantarkan Atlet Muda Palembang Bima Pelandri ke Podium O2SN
Pada masa itu, menunaikan ibadah haji bukanlah hal yang mudah. Perjalanan ke Mekah memerlukan waktu berbulan-bulan, bahkan tahun, dengan menggunakan kapal laut yang penuh risiko.
Oleh karena itu, mereka yang berhasil pulang dari tanah suci dianggap sebagai pahlawan dan diberikan gelar haji atau hajjah sebagai bentuk penghargaan.
Pada masa kolonial, tradisi ini semakin kuat. Pemerintah kolonial Belanda melihat pentingnya ibadah haji bagi umat Islam dan mengatur keberangkatan jamaah haji dengan ketat.
Mereka yang berhasil kembali dari haji sering kali menjadi pemimpin dalam komunitas mereka, baik dalam hal keagamaan maupun sosial.
Setelah Indonesia merdeka, tradisi ini tetap dilanjutkan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Muslim di Indonesia.
Pada era modern, dengan adanya kemudahan transportasi dan teknologi, menunaikan ibadah haji menjadi lebih mudah diakses oleh banyak orang. Namun, gelar “Haji” dan “Hajjah” tetap memiliki makna yang kuat dan dihormati dalam masyarakat.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama juga mengatur penyelenggaraan haji dengan lebih terstruktur dan transparan, memastikan bahwa setiap jamaah dapat menunaikan ibadah dengan aman dan nyaman.
Kamu mungkin bertanya, mengapa gelar ini harus disematkan? Alasan utama adalah untuk memberikan penghargaan atas usaha dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh seseorang dalam menunaikan ibadah haji.
BACA JUGA:Palembang dan Musi Rawas, Calon Daerah Percontohan Antikorupsi di Sumsel
BACA JUGA:Istana Garuda di IKN Viral, Ini 5 Fakta Sejarah Lambang Negara Indonesia!
Perjalanan haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga spiritual. Gelar ini menjadi penanda bahwa seseorang telah memenuhi salah satu kewajiban utama dalam Islam dan memiliki pengalaman spiritual yang berharga.
Selain itu, gelar ini juga memiliki fungsi sosial yang penting. Dalam komunitas muslim, mereka yang telah menunaikan ibadah haji sering kali dianggap sebagai teladan dan panutan.
Mereka diharapkan dapat memberikan nasihat dan bimbingan dalam hal keagamaan kepada orang lain. Dengan menyematkan gelar ini, masyarakat menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada mereka yang telah menjalankan ibadah haji.
Gelar tersebut juga berfungsi sebagai motivasi bagi orang lain untuk berusaha menunaikan ibadah haji. Melihat seseorang yang telah mendapatkan gelar ini, banyak orang merasa terinspirasi dan termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.
BACA JUGA:M Hafidz Alfurqon, Mahasiswa Palembang Terpilih Jadi PASKIBRA di KJRI Sydney, Ini Sosoknya!