Tajung: Transformasi dari Sarung ke Fesyen Modern
Tajung, yang berasal dari istilah "tatak ujung," pada awalnya digunakan sebagai sarung oleh pria. Namun, dengan perkembangan fesyen, tajung kini telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk pakaian seperti rok, vest, dan lainnya.
"Untuk membuat tajung, kami menggunakan mesin tenun kecil dengan panjang produksi 4 meter yang kemudian dipotong menjadi 2 meter dan digabungkan menjadi sarung," jelas seorang pengrajin, sambil menunjukkan kain tajung yang telah selesai.
Ciri khas kain tajung terletak pada motifnya yang berwarna cerah dengan pola kotak-kotak (gebeng) dan ornamen geometris, hasil dari proses limar atau pemelintiran benang.
Perbedaan utama antara kain tajung dan blongsong dibandingkan dengan kain songket terletak pada bahan benang yang digunakan.
Kain songket biasanya menggunakan benang emas, sedangkan tajung dan blongsong menggunakan benang sutra biasa.
BACA JUGA:Tim Gabungan Lacak Tapal Batas Banyuasin dan Palembang
BACA JUGA:Mengungkap Fakta Menarik Jembatan Suramadu yang Menyerap Dana Rp4,5 Triliun
Kedua jenis kain ini, blongsong dan tajung, menunjukkan bagaimana tradisi dan inovasi berpadu dalam industri tekstil Palembang, menawarkan produk yang tidak hanya mempertahankan nilai budaya tetapi juga memenuhi tuntutan pasar modern.