Transformasi Pendidikan Vokasi Indonesia, Ekspose 2020-2024 Tampilkan Kemajuan dan Tantangan

Senin 29 Jul 2024 - 14:11 WIB
Reporter : Dody Suryawan
Editor : Irwansyah

BANDUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah berkomitmen pada transformasi sektor pendidikan vokasi di Indonesia.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap bersaing dalam era revolusi industri.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa selama periode 2020-2024, berbagai inisiatif telah diluncurkan untuk menyelaraskan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.

“Kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi 2020-2024 yang berlangsung dari 24 hingga 26 Juli 2024 bertujuan untuk menginformasikan publik mengenai capaian dan perkembangan dalam pendidikan vokasi selama periode tersebut,” ujar Kiki dalam keterangan pers.

Sebagai bagian dari persiapan Generasi Emas 2045, Kiki menekankan pentingnya pemajuan pendidikan vokasi yang lebih responsif, relevan, inklusif, inovatif, dan efektif.

BACA JUGA:Menguras Kocek, Segini Tarif Tiket ke IKN Kalau Mau Ikut Upacara HUT ke-79 RI. Garuda Jadi Official Airline

BACA JUGA:Inovasi Jempol Kawan: Mengurus Akta Lahir di Palembang Kini Lebih Mudah

"Kita perlu jalan baru dalam pemajuan pendidikan vokasi agar dapat memenuhi kebutuhan pasar global," tambahnya.

Selama periode tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah memfasilitasi berbagai program, termasuk praktik kerja lapangan (PKL), pengembangan kurikulum bersama industri, dan pengundangan praktisi untuk mengajar.

“Kami berkomitmen untuk menghadirkan inspirasi dari berbagai sumber, termasuk praktisi,” kata Kiki.

Tiga area fokus transformasi mencakup sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi (PTV), dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP).

Dalam empat tahun terakhir, hampir 50% siswa SMK telah mendapatkan pembelajaran unggul berkat kerjasama dengan 975 industri.

Selain itu, 680 SMK telah melaksanakan program SMK Produk Kreatif dan Kewirausahaan, dan 11.496 SMK telah mengembangkan teaching factory (Tefa).

Sebanyak 391 SMKN kini berstatus badan layanan umum daerah (BLUD). Di tingkat perguruan tinggi, program Matching Fund telah melibatkan 725 mitra industri dengan kontribusi total dana sebesar Rp279,12 miliar.

Kategori :