Kerajinan Gerabah Dipasarkan hingga ke Luar

Sabtu 27 Jul 2024 - 19:43 WIB
Reporter : Nisa
Editor : Dede Sumeks

KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Gerabah yang berasal dari tanah liat hingga kini masih terus dilestarikan masyarakat khususnya pengrajin di Kecamatan Kayuagung. Dari tanah liat ini bisa menghasilkan berbagai perabot cantik.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas mengatakan, kalau di Kayuagung masih banyak pengrajin gerabah yang tetap berproduksi.

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Produksi Gerabah dengan TTG

BACA JUGA:Pertahankan Ciri Khas Kampung Gerabah

" Gerabah hasil kerajinan pengrajin di Kayuagung sering juga kami ikutkan dalam pameran,"terangnya kemarin (27/7).

Bahan utama gerabah berasal dari tanah liat. Kemudian tumpukan tanah liat sesuai kebutuhan ditaruh di atas meja putar.

Sambil dibentuk meja tersebut terus diputar hingga membentuk kekap atau guci sesuai apa yang akan dibuat. Setelah semuanya terbentuk lalu dijemur di bawah terik matahari.

Selanjutnya kekap atau guci, kendi, keran maupun yang lainnya dibakar hingga berwarna kemerahan. Baru didiinginkan dan dicat sedikit sesuai kebutuhan baru bisa dipasarkan. 

Pengrajin ini ada yang sudah puluhan tahun melakoni pembuatan gerabah.Bahkan gerabah yang dijual tak hanya dipasarkan di seputaran Kayuagung saja tapi di berbagai wilayah hingga Palembang dan Bandar Lampung.

BACA JUGA:Pecinta Kuliner Wajib Coba! Kemplang Ikan Sepat Kayuagung, Gurihnya Bikin Nagih

BACA JUGA:3 Tempat Pempek Paling Enak di Kayuagung: Yuk, Nikmati Kuliner Khas OKI!

Masih banyak yang menggunakan gerabah sebagai alat masak seperti keran, kendi  hingga mainan untuk masak anak-anak juga masih banyak ditemukan dari tanah liat.

Harga bervariasi seperti kekap dijual Rp10 ribu/buah keran ada yang Rp25 ribu hingga Rp30 ribu. Kendi dijual Rp10 ribu/buah mainan masakan anak-anak itu bermacam-macam harganya. (uni/)

 

Kategori :