Lestarikan Naskah Kuno, Jaga Rekam Jejak Sejarah, Ada Jembatan Musi Hingga View Palembang 1951

Kamis 25 Jul 2024 - 19:40 WIB
Reporter : Agustina
Editor : Edi Sumeks

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Naskah kuno sangat penting untuk dilestarikan, sebab naskah kuno yang terjaga dengan baik dapat menjaga rekam jejak sejarah dan budaya yang ada di Kota Palembang.

Salah satu cara pelestarian naskah kuno melalui program preservasi naskah kuno oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) selama 5 hari di Palembang, bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Palembang, serta Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA), Dr Nyimas Umi Kalsum SAg MHum. 

Total ada 99 judul atau seri alih media, pembuatan kotak penyimpanan 22 judul, pembuatan amplop 33 judul, jilid ulang 6 judul, dan konservasi 8 judul (6 jilid, 2 lembaran).  Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kota Palembang, Alex F menyampaikan naskah kuno merupakan teks atau dokumen yang ditulis pada masa lampau dan memiliki nilai historis, budaya, atau sastra yang tinggi dan memiliki usia paling kurang 50 tahun, memiliki nilai penting bagi sejarah, budaya dan pengetahuan. 

"Di Kota Palembang, dari penelusuran di 29 kelurahan melalui link bujang naskun Dinas Perpustakaan & Kearsipan sejak 2023, sudah ada 155 naskah kuno dari 8 pemilik yang dialih mediakan," sampainya saat penyerahan preservasi naskah kuno kepada pemilik naskah kuno, kemarin (25/7). 

BACA JUGA: Jembatan Musi V Belum Tersambung, Panjangnya 1,7 km, Berada di Ruas Tol Palembang-Betung

BACA JUGA:Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Terikat Rantai dan Batu di Bawah Jembatan Musi IV

Dikatakan, untuk meningkatkan pelestarian naskah kuno di Palembang tentu tak bisa di situ saja, perlu alat dan keahlian. Perlu juga percepatan pelestarian naskah kuno karena Palembang sebagai kota sejarah dan budaya memiliki banyak naskah kuno yang menunggu untuk dikonservasi, dialih media, dan sebagainya. 

Kepala Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Palembang, Herly Kurniawan menjelaskan preservasi naskah kuno merupakan salah satu program Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Palembang. "Melalui kegiatan ini kita ingin melestarikan naskah kuno yang ada karena banyak yang sudah termakan usia, yang rusak kita perbaiki, yang masih bagus kita buat cara penyimpanannya yang bagus," jelasnya. 

Apalagi bnyak faktor yang buat naskah kuno mudah rusak, seperti asam dan lain-lain.  "Alhamdulillah kita dipilih menjadi tempat preservasi naskah kuno. Bukan hanya dapat melestarikannya tapi sekaligus belajar bagaimana memelihara naskah kuno yang ada," tuturnya.

Menurutnya, penting  melakukan pelestarian naskah kuno ini. Kalau tidak ada yang peduli bakal hilang rekam jejak sejarah Palembang ke generasi berikutnya. "Harapan ke depan bisa sendiri melakukan preservasi naskah kuno, karena sudah banyak antri permintaan dari pemilik untuk melakukannya," ungkapnya. 

BACA JUGA:Mau Bunuh Diri dari Jembatan Musi 6, Ibu Hamil Lapor Banpol Dulu, Terselamatkan dan Viral, Motifnya?

BACA JUGA:Viral Perempuan Berhijab Diduga Hendak Bunuh Diri di Jembatan Musi 4, Alhamdulillah Berhasil Digagalkan Warga

Dijelaskan, mengumpulkan naskah kuno dari masyarakat kemudian dipreservasi dilakukan Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Palembang dengan membuka link bernama Budaya Jaga Naskah Kuno (Bujang Naskun). "Dari sana masyarakat yang memiliki naskah kuno mendaftarkan dan berkomunikasi dengan kami untuk melakukan preservasi naskah kuno yang mereka miliki," tambahnya. 

Ini menjadi langkah awal agar masyarakat lebih terbuka memperlihatkan naskah kuno yang dimiliki, karena penting untuk sumber informasi dan arsip Kota Palembang. "Selain kita perbaiki naskah kuno lewat digitalisasi sehingga bisa diakses masyarakat. Untuk yang asli setelah diperbaiki akan dikembalikan kepada pemilik," tambahnya. 

Kepala Pusat Preservasi ANRI, Made Ayu Wirayanti menjelaskan pelestarian naskah kuno baik fisik dan informasi, konservasi, melalui digitalisasi pada naskah kuno. "Kami ingin melakukan percepatan preservasi naskah kuno mendigitalisasi, serta memperkuat sinergi di daerah dan pusat," lanjutnya. Pelestarian naskah kuno kali ini berasal dari pemilik naskah kuno yang dilakukan preservasi, yaitu Kemas Andi Syarifudin, Mas Agus Muhammad Jufri, Raden Wenni Bastari, dan Ki Agus Muhammad Irvan. Naskah kuno yang dilakukan preservasi atau alih media seperti proyek Jembatan Musi, panjang 1200 meter, tahun 9 Mei 1965, pemandangan Kota Palembang 1951, dan lain-lain. 

Kategori :