Kesehatan mental mereka juga bisa terganggu, yang nantinya dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi pada anak hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD).
4. Kesulitan dalam mengatur emosi dan konflik
Ciri-ciri anak broken home yang lainnya adalah sering kesulitan dalam mengatur emosi dan menangani konflik. Mereka mungkin cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi yang menekan dan sulit untuk tetap tenang dalam menghadapi tantangan.
Kemampuan mereka untuk menyelesaikan masalah pun bisa terhambat. Mereka juga mungkin lebih sering terlibat dalam konflik dengan teman sebaya, guru, atau anggota keluarga lainnya. Ketidakmampuan untuk mengelola emosi inilah yang bisa memperburuk masalah mereka di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Masalah akademis dan kurangnya motivasi
Banyak dari mereka yang mengalami penurunan prestasi di sekolah karena kesulitan dalam berkonsentrasi dan kurangnya motivasi untuk belajar.
Stres dan tekanan emosional yang mereka hadapi di rumah dapat mengganggu kemampuan mereka untuk fokus dan menyerap pelajaran dengan baik. Anak-anak ini mungkin sering absen dari sekolah, menunjukkan penurunan nilai, dan kehilangan minat dalam kegiatan akademis karena perasaan tidak berdaya atau putus asa.
6. Perilaku agresif
Beberapa anak dari keluarga broken home mungkin menunjukkan perilaku agresif. Mereka bisa menjadi lebih mudah marah, memberontak, atau bahkan terlibat dalam perilaku yang merusak.
Perilaku ini sering kali merupakan cara mereka mengekspresikan frustrasi dan kemarahan yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata. Lingkungan keluarga yang penuh dengan konflik bisa memicu perilaku-perilaku ini sebagai bentuk pelampiasan dari tekanan yang mereka rasakan.
BACA JUGA:Pemohonan Cerai Gugat Didominasi Perempuan
BACA JUGA:Cerai dari Ria Ricis Teuku Ryan Ngaku Ikhas
Anak-anak ini pun mungkin terlibat dalam perilaku nakal atau menyimpang, seperti perkelahian, merusak barang, atau menunjukkan perilaku antisosial lainnya.
7. Krisis identitas dan rendahnya harga diri
Perasaan anak broken home sering kali kebingungan dalam memahami diri mereka sendiri dan peran mereka dalam kehidupannya (krisis identitas). Anak-anak broken home sering kali memiliki masalah dengan harga diri yang rendah.
Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak dicintai, atau bahkan muncul perasaan bersalah atas perpisahan orangtua mereka. Perasaan ini bisa memengaruhi cara mereka memandang diri mereka sendiri dan interaksi mereka dengan orang lain.
Mereka mungkin mencari pengakuan dan penerimaan dengan cara yang tidak sehat, seperti melalui perilaku berisiko atau mencari perhatian negatif.