Sukseskan Pekan Imunisasi Nasional Polio, Ini Kata Pj Wali Kota Prabumulih

Selasa 23 Jul 2024 - 09:17 WIB
Reporter : dian
Editor : Martha

PRABUMULIH,SUMATERAEKSPRES.ID-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio sudah dimulai. Pemberian vaksin tahap 1 berlangsung pada tanggal 23- 29 Juli 2024.

Sementara itu, pemberian vaksin tahap 2 dalam Pekan Imunisasi Nasional Polio ini dimulai pada tanggal 6-12 Agustus 2024.

Pemberian 2 tetes vaksin Polio secara serentak akan dilaksanakan oleh tim medis, bidan dan kader posyandu.

Selain di puskesmas, tempat pelaksanaan vaksin Polio juga berlangsung di posyandu, sekolah dan pos pelayanan imunisasi terdekat.

BACA JUGA:Capaian Imunisasi Rutin Rendah

BACA JUGA:Lindungi Anak Dengan 14 Antigen, Imunisasi Wajib Sejak Usia 0 Bulan

Adapun syarat untuk mendapatkan vaksin Polio adalah membawa fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Indonesia Anak (KIA).

Seruan dan ajakan juga digaungkan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Prabumulih dr. Hj. Hesti Widyaningsih, MM untuk mensukseskan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Kota Prabumulih.

Sebelumnya Penjabat (Pj) Wali Kota Prabumulih H Elman ST menjelaskan, untuk memastikan generasi masa depan Kota Prabumulih terlindung dari ancaman penyakit lumpuh layu, maka pencegahan nya adalah dengan vaksin Polio.

dr Hesti kembali mengajak dan meminta dukungan kepada semua pihak untuk mengkampanyekan kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tahap 1 dan 2.

BACA JUGA:Imunisasi Disertai Efek Samping, Dinkes Klaim Kasus Adibah Tidak Terkait Imunisasi

BACA JUGA:Ahli Ungkap Cara Kerja dan Efek Samping Imunisasi pada Anak, Ini Yang Harus Diketahui Orangtua

"Mari kita fokus dan ayo dukung kampanye ini. Segera bawa anak-anak anda ke pusat kesehatan terdekat. Satu langkah kecil untuk mereka dan satu Langkah besar untuk indonesia yang lebih sehat," ajaknya.



Dia berharap semua masyarakat Kota Prabumulih menjadi bagian dari gerakan pelindungan untuk masa depan yang lebih cerah.

Sementara itu, PIN Polio di kota Prabumulih, dibuka langsung oleh Pj Wali Kota Prabumulih H Elman di Puskesmas Delinom, Selasa (23/7).

Diketahui imunisasi merupakan suatu proses pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit melalui pemberian vaksin secara oral (diminum/tetesan) atau dengan suntikan.

BACA JUGA:Polio Bisa Picu Kelumpuhan Anak, Awas Termasuk Penyakit Menular !

BACA JUGA:Lindungi Buah Hati Dengan Imunisasi Lengkap, Awas Polio Seperti Gunung Es

Tujuannya mencegah risiko penyakit, kecacatan, atau kematian, sehingga anak tumbuh kembang dengan baik tanpa terkena serangan penyakit.

Di tahun 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menambah imunisasi rutin wajib di Tanah Air dari 11 antigen menjadi 14 antigen vaksin.

Tiga imunisasi yang ditambah yakni PCV, Rotavirus, HPV. Jadwal pemberian imunisasi sejak anak usia 0-6 bulan untuk vaksin Hepatitis B, DPT, BCG, HiB, Polio, PCV, dan Rotavirus (imunisasi dasar lengkap/IDL).

Selanjutnya usia 6-12 bulan, anak diberikan vaksin Influenza, Japanese Encephalitis (JE), dan MMR.

BACA JUGA:Target Vaksinasi Polio Harus Tercapai. Sub PIN Dapat Diakses di Puskesmas hingga Sekolah

BACA JUGA:Awas, Polio Bisa Sebabkan Lumpuh Permanen Begini Cara Mencegahnya

Di usia 12-24 bulan, anak mendapat imunisasi Hepatitis A dan Varisela. Sementara usia 2-18 tahun vaksin Tifoid dan Dengue.

Dr Fifi Sofiah SpA (K), Konsultan Respirologi Anak di RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengakui imunisasi sebagai upaya mencegah penyakit menular melalui vaksinasi.

“Vaksin merangsang sistem imun membentuk zat antibodi di dalam tubuh sehingga terjadilah imunitas (kekebalan) terhadap penyakit. Antibodi inilah yang melindungi tubuh di masa mendatang,” terang dr Fifi.

Dengan begitu imunisasi pada bayi dan anak melindungi tubuh dari serangan dan ancaman bakteri/virus.

BACA JUGA:Ancaman Polio Kembali: Ayo, Kenali Gejala, Risiko, dan Upaya Pencegahan Setelah Terdeteksi Kasus Baru!

BACA JUGA:Virus Polio Tipe 2 Sudah Keliaran, Bersirkulasi, Tidak Tunjukkan Gejala

Para orang tua tak perlu cemas lagi ancaman penyakit menular berbahaya seperti cacar, campak, hepatitis, polio.

“Tanpa penyakit, kualitas tumbuh kembang anak-anak kita menjadi lebih baik dan produktif,” lanjutnya.

Perlu pula diketahui, kekebalan tubuh bukan hanya melindungi anak sendiri, juga seluruh masyarakat dengan tidak terinfeksi virus dan tidak menularkan penyakit.

Makanya imunisasi ikut membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).

BACA JUGA:Polio, Bisa Sebabkan Lumpuh

BACA JUGA:Kolaborasi Dokkes Polda Sumsel dan Super Hero Kawal Vaksinasi Anak

Pemberian vaksin, terang dr Fifi, bisa dilakukan sesuai jadwal imunisasi supaya optimal. Misalnya vaksin Hepatitis B0 diberikan sejak bayi lahir hingga usia 7 hari.

“Virus Hepatitis B penyebab utama penyakit hati yang serius,” tegasnya.

Meski ia tak menampik, vaksin hepatitis juga berpotensi menyebabkan KIPI. Namun umumnya efek samping jarang terjadi.

Jika ada, biasanya berupa demam atau nyeri ringan dan hanya berlangsung 1-2 hari.

BACA JUGA:WADUH! Ada 1,5 Juta Anak yang Belum Pernah Mendapatkan Vaksinasi. Kok Bisa?

BACA JUGA:Target Vaksinasi Polio Harus Tercapai. Sub PIN Dapat Diakses di Puskesmas hingga Sekolah

Efek samping ini tergolong normal sebagai bentuk respon tubuh mengenali antigen vaksin untuk pembentukan kekebalan baru.

"Jangan panik jika terkena KIPI, lakukan penanganan awal dan segera bawa ke dokter jika tidak teratasi di rumah,” tuturnya.

Orang tua harus memahami tujuan imunisasi serta perbandingan risiko efek samping dan bahaya penyakit yang dapat dicegah. P

ahami pula jenis-jenis vaksin dan manfaatnya, serta upayakan bayi/anak dalam kondisi sehat sebelum diimunisasi.

BACA JUGA:Lanjutkan Program Vaksin Program Vaksinasi PMK pada Hewan Ternak

BACA JUGA:Vaksinasi Booster Kedua Terhambat Stok

Sejak program Imunisasi digulirkan 1956, Pemerintah Indonesia berhasil menangani pesebaran dan KLB (kejadian luar biasa) berbagai penyakit di Tanah Air.

Bahkan dua penyakit, cacar dan polio dikategorikan bebas di Indonesia.

Makanya tahun 1980 Pemerintah menghentikan imunisasi cacar karena tidak ada lagi kasus penyakit cacar, serta 2014 Indonesia menerima sertifikat bebas polio.

Tahun 2016, Indonesia pun dinyatakan berhasil mengeliminasi tetanus.

BACA JUGA:Stok Kosong, Vaksinasi Covid di Lubuklinggau Dihentikan Sementara

BACA JUGA:Cegah ISPA Kemarau, Vaksinasi Influenza

Dr Rismarini SpA (K), Ahli Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, KSM Kesehatan Anak RSMH Palembang menambahkan polio merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus Polio.

Ada tiga macam virus Polio, yaitu strain 1, 2 dan 3.

“Penyakit ini menular lewat makanan minuman yang terkontaminasi tinja penderita Polio. Lumrahnya menyerang anak usia di bawah 5 tahun, bisa juga menyerang anak remaja," jelasnya.

Gejala infeksi Polio paling sering, yaitu demam, lesu mual, muntah, sakit kepala.

“Satu dari 200 penderita Polio lumpuh akut dan layu, serta tidak bisa disembuhkan. Kelumpuhan terjadi mendadak dan 5-10 persen penderita mengalami kematian,” ucapnya. (*)


Kategori :