Vaksinasi Booster Kedua Terhambat Stok

Sasar Lansia dan Masyarakat Umum

PALEMBANG – Kendati kasus Covid-19 sudah melandai, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap mengalokasikan 9,3 juta dosis vaksin booster kedua. Hal ini untuk meningkatkan proteksi masyarakat Indonesia terhadap virus korona. Namun meski  pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran untuk masyarakat agar melakukan vaksinasi booster kedua, hal itu sepertinya harus ditunda mengingat vaksin Pfizer yang diperuntukkan untuk vaksinasi booster kedua tidak ada stoknya di Sumsel.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dr Trisnawarman menjelaskan pihaknya masih menunggu distribusi vaksin Pfizer dari Kemenkes RI. “Kami sudah mengajukan permintaan vaksin booster kedua sejak sebulan lalu, namun hingga saat ini belum tiba. Di Sumsel, vaksin Pfizer sudah tidak ada stok sama sekali dan berdasarkan jawaban Kemenkes, permintaan vaksin booster kedua untuk Sumsel akan dikirim dalam waktu dekat. Ya kita tunggu saja," ucapnya.

Dr Trisnawarman mengakui pihaknya telah meminta ratusan ribu vaksin Pfizer untuk masyarakat Sumsel sesuai permintaan dari kabupaten/kota Sumsel. "Kita menunggu vaksin datang. Baru kita distribusikan langsung ke kabupaten/kota Sumsel. Tapi sampai sekarang kita belum bisa melakukan vaksinasi booster kedua karena stok vaksinnya tidak ada," ucapnya.

Baca juga : Ada Bansos Rp2 Juta untuk Anak SMA, Syaratnya.. Baca juga : Awas! Ini Dampak Buruk Jika Anda Terlalu Sering Marah ke Anak Dia menuturkan masyarakat yang nantinya bisa melakukan vaksinasi booster kedua adalah mereka yang sudah mendapat vaksinasi booster pertama. Berdasarkan data Dinkes Sumsel, saat ini vaksinasi booster tahap satu di Sumsel mencapai 26,7 persen atau sudah ada 1.457.258 orang dari total masyarakat Sumsel sebanyak 7.202.758.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Palembang sekaligus spesialis penyakit dalam RS Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH mengatakan pemberian vaksin booster kedua tetap sangat diperlukan dan memang sudah diperhitungkan sejak awal.

"Awalnya untuk petugas kesehatan. Sekarang giliran untuk lansia dan masyarakat. Ini diberikan sama seperti pada booster vaksinasi sebelumnya, layaknya vaksinasi meningitis dua tahun sekali, vaksin emoni dua tahun sekali. Dan vaksin Covid-19 juga sudah saatnya diberikan kembali," jelasnya.

Selaku Ketua IDI, dia mengimbau supaya masyarakat tetap prokes walaupun saat ini sudah endemi. Silakan saja lebih longgar, namun tetap harus waspada, tetap gunakan masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan. “Vaksin booster kedua merupakan penguatan imunitas agar terhindar dari virus Covid-19 dan berbagai penyakit lainnya,” bebernya. Baca juga : Banyak yang Mau Vaksin Booster, Dinkes Sebut Stoknya Kosong Baca juga : Mom, Waspadai Tiga Jenis Infeksi Paru pada Anak

Pemberian vaksin tidak ada masalah, justru dapat memberikan perlindungan dan meningkatkan imunitas. “Pemberian vaksinasi kan sudah sesuai standar, sebelum dilakukan vaksinasi, ada skrining terlebih dahulu termasuk pemberian vaksin dosis pertama dan kedua minimal 6 bulan," cetusnya. Selain itu setelah vaksinasi juga dievaluasi, lihat dulu selama 15 menit. "Vaksinasi booster kedua ini sangat dianjurkan," tukasnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan stok vaksin booster tersimpan di pusat sebanyak 7,2 juta dosis dan daerah 2,1 juta dosis. Berdasarkan mereknya, mayoritas stok vaksin booster kedua Covid-19 berasal dari IndoVac Merah Putih (lihat grafis). (yun/nni/fad/) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan