Selain sinkronisasi on farm dan off farm, Tuhu Bangun juga menyoroti kualitas gula putih yang dihasilkan, penekanan tingkat kehilangan produk atau loosses, baik dari saat tebang, muat, angkut (TMA) sampai di produk paling akhir seperti solid alias blotong.
Pada kesempatan itu, Tuhu Bangun mengajak seluruh karyawan di semua level yang terlibat agar bersungung-sungguh dan disiplin dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Ia juga mengajak seluruh stakeholder ikut mendukung aktivitas perusahaan agar perputaran ekonomi rakyat wilayah setempat dapat terbantu dan perusahaan mampu tumbuh dan berkembang.
Tuhu Bangun menyatakan optimistis dua entitas sebagai pengemban amanah pemegang saham dalam pengelolaan industri tebu ini bisa bersinergi lebih baik.
Sebab, pemerintah sedang sangat membutuhkan PTPN dalam mengejar swasembada gula tahun 2028.
“Saya yakin PT BCN dan PT SGN berkomitmen sangat tinggi untuk mengejar dan memperbaiki kinerja ke depan,” kata dia.
Senada dengan Tuhu Bangun, R. Wisto Prihadi menyatakan PT BCN dan PT SGN harus terus menguatkan konsolidasi dan komunikasi pada setiap kebijakan yang diambil.
Ia menyebut, meskipun entitasnya berbeda, tetapi masih dalam satu kendali pemegang saham, yakni PTPN III Holding.
BACA JUGA:Inilah Daftar Pinjol Legal Resmi yang Terdaftar di OJK, Wajib Baca Agar Tak Tertipu
“Mari kita terus perbaiki sinergi ini untuk mendukung pemerintah yang mencanangkan swasembada gula konsumsi pada 2028. PT SGN sebagai garda utama industri gula di PTPN Group harus bekerja keras untuk mewujudkan itu. Dan kuncinya ada pada sinergi yang saling menguntungkan,” kata Komisaris yang meniti karir sebagai bankir di BRI itu.