Antara lain, singkronisasi ketepatan tata kelola budi daya tanaman (on farm) dan pemeliharaan performa pabrik gula (off farm).
Di on farm, ia mendorong PT BCN untuk lebih tepat dan terukur dalam menentukan masa tanam awal, masa tanam tengah, dan masa tanam.
Hal itu harus didukung perbaikan dan ketepatan tata kelola lahan atau tanah, termasuk infrastruktur pendukung seperti irigasi atau tata kelola air, jalan produksi, dan fasilitas lain sesuai standar budi daya tebu.
“Perencanaan di on farm, yakni tata kelola pengolahan tanah, tata kelola tanaman, tata kelola pupuk, dan tata kelola air alias water managemen harus baik. Selain itu, meskipun langkah-langkah ini ada di domain entitas on farm, tetapi harus tetap disinkronkan dengan pabrik. Sebab, pada akhirnya yang akan menentukan hasil adalah pabrik,” kata dia.
BACA JUGA:Kombinasi Kopi dan Rokok: Ancaman Serius bagi Kesehatan Jantung dan Tekanan Darah, Waspadalah!
BACA JUGA:Rahasia Kulit Kencang: Hindari 3 Kebiasaan Ini untuk Cegah Keriput!
Tuhu Bangun juga menilai seleksi jenis dan varitas tebu juga menjadi salah satu faktor penting. Ia mengingatkan agar pengalaman dan best practice dari kebun yang sukses diperhatikan dalam menentukan varietas baru yang unggul dalam semua aspek.
“Varietas tebu juga perlu dilakukan evaluasi terus menerus untuk kemudian menemukan yang paling unggul. Hal ini terkait dengan adaptasi tanaman terhadap lingkungan agroklimat yang mungkin secara fisologis memiliki karakter khusus,” kata Mantan Direktur PTPN X yang mengelola komoditas tebu ini.
Dengan bahan baku tebu yang baik dan bersih, Tuhu Bangun menyebut tumpuan terakhir ada pada off farm atau pabrik.
Menurut dia, kordinasi yang intens antara kebun dan pabrik yang simultan akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Beberapa aspek yang menjadi perhatian pabrik adalah kualitas tebu yang dikirim, tingkat kebersihan dari trash, dan kontinuitas pasokan sesuai kapasitas terpasang pabrik.
BACA JUGA:Inilah Daftar Pinjol Legal Resmi yang Terdaftar di OJK, Wajib Baca Agar Tak Tertipu
“Secara fisik, pabrik akan senang jika tebu yang dikirim kualitasnya baik, persentase trash-nya rendah alias bersih, dan pasokannya atau suplai bahan baku tebu tidak terputus. Nah, indikator-indikator tadi ada norma standarnya. Dari umur tebu tepaat saat ditebang, bersih dari trash atau rengsek, dan masa tunggu di cane yard sesingkat mungkin.”
Jika beberapa elemen tadi bisa dipenuhi oleh on farm, itu saatnya pabrik mengolah tebu menjadi gula dengan kualitas dan rendemen terbaik.
Ia menyakini, dua pabrik yang ada di wilayah Regional 7, yakni Cinta Manis dan Bunga Mayang memiliki kemampuan olah yang cukup baik jika dipasok bahan baku yang baik pula.