Membuka Akses Keuangan Pelosok Lewat EKI, OJK Usung Misi Kopi Sriwijaya Kembali Berjaya

Rabu 10 Jul 2024 - 06:55 WIB
Reporter : M Rian Saputra
Editor : Rian Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID, KALIURANG - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki tanggung jawab besar dalam memperluas akses jasa keuangan.

Melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), OJK berupaya untuk mendorong inklusi keuangan di berbagai daerah.

Di wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, OJK membawa misi unik. Dipimpin oleh Arifin Susanto, OJK bertekad mengembalikan kejayaan kopi Sumsel yang legendaris.

"Kami ingin bersama-sama mengembalikan kejayaan kopi Sriwijaya," ujar Arifin dalam acara Media Update, Journalist Class, dan Media Gathering bagi Kawan Pers Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung, Selasa malam, 9 Juli 2024.

BACA JUGA:Satu Semester Terima 8.213 Aduan Pinjol, OJK Keluarkan Peringatan Tertulis

BACA JUGA:Jangan Jadi Korban Penipuan! Simak Tips OJK Mengenai Investasi yang Aman

Sebagai wujud keseriusan, OJK berencana membuka akses keuangan bagi petani dan pengolah kopi di pelosok Sumsel melalui program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI).

Program ini dilaksanakan di Lubuk Buntak Pagar Alam dan Tanjung Menang, Jarai Lahat, yang dikenal dengan potensi kopi yang besar.Dengan upaya ini, OJK berharap dapat mengatasi ketidakpahaman masyarakat tentang jasa keuangan, sehingga akses keuangan dapat merata hingga ke pelosok kebun kopi di Sumsel.

Khususnya di kawasan Lahat dan Pagaralam. Sumsel sendiri merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia, diikuti oleh Lampung dan Sumatera Utara.

BACA JUGA:Satgas PASTI OJK Temukan Ratusan Entitas Keuangan Ilegal

BACA JUGA:Literasi Keuangan Perempuan Meningkat, Survei OJK Ungkap Fakta Menarik

OJK juga berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan agar masyarakat tidak takut atau ragu berurusan dengan lembaga keuangan. Inisiatif ini tidak hanya dilakukan di kota, tetapi juga di desa-desa.

Di beberapa daerah, masyarakat ke bank harus didampingi kepala desa karena belum pernah berurusan dengan perbankan.

"Masih ada daerah di mana masyarakatnya belum pernah berurusan dengan perbankan."

"Mereka bahkan harus didampingi kades dan melepas sandal saat masuk bank," ungkap Arifin.

Kategori :