Inovasi ATM SIMPUS Memberikan Kemudahan Akses Bagi Pasien Hipertensi di Puskesmas Kampus

Sabtu 06 Jul 2024 - 16:54 WIB
Reporter : Ari Abadi
Editor : Novis

SUMATERAEKSPES.ID -Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan permasalahan kesehatan utama baik di negara maju maupun berkembang dan menjadi penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling banyak disandang masyarakat.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg atau tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg yang didapatkan dari minimal 3 kali pemeriksaan pada selang waktu tertentu. 

Saat ini penyakit tidak menular telah menjadi isu strategis SDGs tahun 2030 sehingga menjadi prioritas  pembangunan di setiap negara.

BACA JUGA:Musim Libur: KA dan Bus Pariwisata Padat

BACA JUGA:Inovasi Pojokan Asik Hadir di Puskesmas Sekip untuk Mempermudah Pelayanan

Perubahan pola penyakit menular yang mengarah pada semakin tingginya PTM menjadi beban ganda dalam upaya pencegahan dan pengobatannya.

Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya.

Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi sorotan utama saat ini adalah hipertensi. prevalesi hipertensi adalah sabanyak 63.309.620 orang pada penduduk >18 tahun atau dari dari 6 orang di Indonesia 1 orang terdiagnosis penyakit hipertensi.

Sebagai inovasi yang berfokus pada tujuan Pembangunan kesehatan yang berkelanjutan maka Inovasi ATM Si MPUS memberikan kontribusi nyata dengan menyediakan kemudahan akses pelayanan hipertensi sesuai dengan Sustainable Development Goals 3.8 poin1.

 BACA JUGA:Duh, Motor Terbakar Picu Kepanikan di SPBU Pampangan, Pemiliknya ke Mana?

BACA JUGA:Inovasi Pelajar Santri Puskesmas Sosial Mempermudah Pasien Disabilitas untuk Berobat

Selama ini untuk mendapatkan obat pasien hipertensi pasien diharuskan ke Puskesmas.

Sebenarnya Penjangkauan telah dilakukan menggunakan Program posyandu, namun pada prakteknya terdapat keterbatasan pada program ini dimana posyandu hanya dilakukan 1x dalam 1 bulan dan obat yang diberikan saat posyandu hanya dalam jumlah sedikit.

Sedangkan diketahui pada pasien hipertensi dengan kepatuhan rendah mengalami kesulitan untuk mengakses Puskesmas baik dikarenakan rata-rata pasien tersebut sudah memasuki usia pra lansia hingga lansia, sehingga membutuhkan pendamping untuk datang ke Puskesmas.

Kategori :