Selain itu, festival ini menampilkan Pameran Potret Cerita, Gelar Wicara, dan Pemutaran Film Dokumenter sebagai gambaran relevan tentang pembelajaran yang menyenangkan dengan pendekatan Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA: Gulzen dan Perjuangannya Selama 30 Tahun Menjadi Penjaga Aroma Kopi di Dataran Tinggi Gunung Agung
BACA JUGA:5 Khasiat Tersembunyi dari Jahe Merah, Nomor 3 Sangat Penting Bagi Wanita
Dalam sambutannya, Aswin mengucapkan terima kasih kepada sekolah, guru, orang tua, mitra, dan komunitas atas upaya mereka dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Indonesia.
Dia juga mengajak semua pihak untuk terus membangun budaya saling berbagi dan belajar bersama dalam rangka menciptakan pembelajaran berkualitas melalui Kurikulum Merdeka.
Pameran Potret Cerita juga menjadi sorotan. Meildy Louisa Kese, seorang guru di SMP Lentera Harapan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, menampilkan karyanya yang berjudul “Read, Grow, and Inspire.”
Dalam karya tersebut, Meildy menceritakan tentang kegiatan peningkatan literasi peserta didik di sekolahnya.
Salah satu praktik baik yang dilakukan oleh sekolah adalah mengajak murid SMP untuk berbagi cerita kepada murid jenjang SD dan TK.
Sebelum melakukannya, para murid SMP membaca cerita dengan bimbingan guru.
Setelah itu, satu murid SMP dapat berbicara tentang cerita tersebut kepada satu hingga tiga murid SD atau TK, sehingga terciptanya interaksi yang meningkatkan minat dan kemampuan literasi.
BACA JUGA:7 Tips Efektif Menurunkan Berat Badan dengan Diet Air Putih
BACA JUGA:Satu TPS Bisa 600 Mata Pilih, KPU Sumsel Siapkan 13.055 TPS untuk Pilkada 2024
Meildy juga berbagi pengalamannya terkait implementasi Kurikulum Merdeka.
Semua ini menunjukkan bagaimana pendekatan ini dapat memperkaya pembelajaran dan memberikan manfaat bagi peserta didik di seluruh Indonesia.
Semoga informasi ini bermanfaat.