SUMATERAEKSPRES.ID - Puasa intermiten telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir sebagai salah satu metode untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan.
Namun, bagaimana cara menjalankannya dengan benar dan apa saja manfaat serta risikonya?
Puasa intermiten adalah pola makan yang melibatkan periode makan normal yang diselingi dengan periode puasa.
Dalam periode puasa, asupan kalori dibatasi atau dihentikan sama sekali untuk jangka waktu tertentu. Ada beberapa metode populer yang bisa kamu coba:
1. Metode 16/8 (Protokol Leangains)
Kamu tidak makan selama 16 jam dan makan selama 8 jam setiap hari.
Misalnya, jika kamu makan pertama kali pukul 4 pagi, kamu baru bisa makan lagi pukul 8 malam.
BACA JUGA:5 Strategi Ampuh Mengatasi Lapar Terus Menerus Saat Diet, Wajib Banget Dicoba Nih!
BACA JUGA:7 Mitos Seputar Bakar Lemak. Simak Penjelasan Ade Rai Supaya Diet Anda Berhasil
2. Metode Makan-Berhenti-Makan
Kamu berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu. Jika kamu makan pada pukul 7 pagi, kamu baru bisa makan lagi pada pukul 7 pagi keesokan harinya.
3. Metode Pola Makan 5:2
Pada dua hari non-berurutan dalam seminggu, asupan kalori dibatasi hingga 500-600 kalori, sementara pada lima hari lainnya, kamu bisa makan seperti biasa.
Dari ketiga metode tersebut, metode 16/8 paling banyak diminati karena dianggap paling mudah dilakukan dan lebih berkelanjutan.
Banyak klaim positif terkait puasa intermiten, berikut beberapa di antaranya: