PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Juni 2024 Sumsel mengalami inflasi secara year on year (yoy) sebesar 2,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,42.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palembang 2,64 persen dengan IHK 106,15 dan terendah di Kota Lubuk Linggau 2,16 persen dengan IHK 105,23.
Sementara secara month to month (mtm) mengalami deflasi 0,03 persen dan year to date (ytd) terjadi inflasi 0,64 persen. "Tingkat deflasi di Sumsel baik secara bulanan maupun tahunan sudah lebih rendah dibandingkan tingkat nasional," kata Kepala BPS Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Moh Wahyu Yulianto, kemarin.
Dia menyebut dari total 425 komoditas yang diamati, terdapat 127 komoditas mengalami kenaikan harga, 213 relatif stabil, dan 85 komoditas turun harga. “Ada lima komoditas utama penyumbang deflasi dan jadi perhatian pada bulan Juni 2024. Di antaranya bawang merah, tomat, bawang putih, daging ayam ras dan ikan patin,” cetusnya.
Sementara berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok mengalami inflasi, 2 deflasi, dan 2 lainnya stabil. “Tekanan deflasi yang disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau menarik deflasi lebih kuat yakni terjadi perubahan indeks sebesar 0,48 dan andil deflasi 0,15 persen,” jelas dia.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Kian Melemah, Sejumlah Komoditas Bakal Naik Harga
BACA JUGA:10 Komoditas Sumbang Inflasi di Sumsel, Catat Apa Saja
Dia menambahkan, kondisi deflasi periode Juni tahun ini dipengaruhi beberapa catatan peristiwa. Pertama turunnya harga bawang merah dan bawang putih. Harga bawang merah ini disebabkan panen dini di beberapa sentra produksi untuk mencegah kerugian akibat bencana banjir.
Selain itu, imbuh Wahyu, disebabkan oleh intervensi pemerintah yang mengatasi terhambatnya distribusi akibat banjir. Peristiwa selanjutnya menurunnya harga tomat akibat melimpahnya ketersediaan pasokan di musim panen. “Kemudian kenaikan beberapa komoditas hortikultura, karena memang musim hujan komoditas sayur-sayuran berkurang di pasaran sehingga harganya mengalami kenaikan,” ujarnya.
Periode Juni 2024 juga bertepatan dengan momen Hari Raya Iduladha, kenaikan kelas, libur sekolah, dan penerimaan siswa baru yang secara umum meningkatkan konsumsi masyarakat.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi SH MSE menyampaikan apresiasinya kepada BPS Sumsel atas kerja sama dan dukungannya menyediakan data dan indikator pembangunan bagi Pemprov Sumsel. Ia menekankan BPS Sumsel memberikan wawasan yang berharga bagi Pemprov Sumsel dalam menyusun dan mengevaluasi program-program pembangunan di daerah.
BACA JUGA:Project Strategis Hilirisasi 2024, MIND ID Perkuat Program Nilai Tambah Komoditas Mineral
BACA JUGA:Hewan Keramat si Ikan Dewa, Komoditas Lokal Berorientasi Ekspor
Dia menyoroti pentingnya independensi BPS menghasilkan data sebagai cerminan yang baik bagi Pemprov Sumsel mengevaluasi kinerja dan pelaksanaan program. “Indikator statistik inflasi merupakan hal krusial untuk diperhatikan bersama, terutama dalam upaya pengendalian inflasi dan pengurangan kemiskinan yang menjadi prioritas utama pemerintah saat ini," ungkapnya.
Dia berharap seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat menginterpretasikan data yang dirilis BPS guna merumuskan kebijakan daerah sesuai tugas dan fungsi masing-masing. "Saya mengimbau semua pihak, khususnya Pemda di Provinsi Sumsel terus mendukung pengumpulan data oleh BPS. Tanpa data akurat, program pembangunan yang direncanakan dan dilaksanakan tidak akan mencapai hasil optimal," tutupnya. (*)