JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan perkembangan terbaru ekonomi Indonesia hingga pertengahan Juni 2024 dalam sebuah konferensi pers.
Dia menyebutkan jika saat ini ekonomi global masih diliputi ketidakpastian. Konflik geopolitik menjadi risiko terbesar, termasuk perang di Ukraina, krisis di Timur Tengah, serta ketegangan antara AS dan Tiongkok.
"Kebijakan industri global yang semakin ketat, peningkatan sanksi dan restriksi dagang, serta melemahnya peran institusi global juga menambah ketidakpastian ini," katanya.
Geopolitik dan perubahan iklim terus mempengaruhi rantai pasok global dan menyebabkan fluktuasi harga komoditas.
BACA JUGA:Ekonomi Sumsel Tumbuh, Pendapatan Pajak Naik
BACA JUGA:Pacu Bisnis Milik Diaspora di Jepang dengan Diaspora Loan
Hingga 25 Juni 2024, harga minyak Brent naik 11,7%, CPO naik 4,3%, gas alam naik 6,0%, sementara batu bara turun 9,2%. Harga pangan juga bergejolak, dengan beras naik 7,0%.
Sementara kedelai dan gandum masing-masing turun 9,5% dan 11,7%.
Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan Indonesia menunjukkan surplus selama 49 bulan berturut-turut pada Mei 2024, mencapai USD2,93 miliar.
Ekspor tercatat sebesar USD22,3 miliar dengan pertumbuhan 2,9% (yoy), sementara impor mencapai USD19,4 miliar, turun 8,8% (yoy).
BACA JUGA:Bazar UMKM dan Kontes Mobil Klasik Meriahkan HUT Bhayangkara ke-78 di Palembang, Intip Keseruannya
Inflasi Domestik
Inflasi domestik bulan Mei 2024 terkendali di angka 2,84% (yoy) atau -0,03% (mtm) dan 1,16% (ytd), dipengaruhi oleh penurunan harga pangan yang volatile.