Menurut pemeran ‘Putri yang ditukar’ ini, Isa bakal makan ketika dirinya merasa lapar seperti manusia pada umumnya.
“Alhamdulillah ini berhasil karena dia mengikuti rasa laparnya, jadi saat dia lapar, dia makan tanpa henti,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan penyakit Metabolik IDAI DR. Dr. Titis Prawitasari, SpA(K) menyebut, anggota keluarga seperti kakek dan nenek memang kerap secara tidak sengaja berperan sebagai distraktor pada waktu makan anak.
Hal tersebut, menurut dia, harus mendapat perhatian lebih melalui penanaman disiplin dan edukasi yang permisif.
Di samping itu, hal lainnya yang juga bisa mendistraksi anak saat makan adalah gawai dan aktivitas orang tua yang dilakukan di sekitar meja makan.
BACA JUGA:12 Tahun Menikah, Anji Manji Digugat Cerai Wina Natalia
BACA JUGA:Pedangdut Happy Asmara-Gilga Sahid Menikah Secara Privat
“Seringkali anak duduk di high chair, kita (orang tua) berkeliling, makanya anak tidak ada contoh. Jadi bukan hanya gadget, tapi orang di sekelilingnya bisa mendistraksi, belum kalau tinggal di pinggir gang ada suara telolet, teriakan tukang ketoprak dan lain sebagainya,” paparTitis.
Titis merekomendasikan kepada seluruh ibu yang memiliki anak untuk mencegah terjadinya trauma makan lewat konsistensi penerapan pola makan, termasuk lebih sabar saat mempraktikkannya kepada anggota keluarga lainya.
Tak lupa, Titis juga menyarankan agar waktu makan anak tidak diberikan dalam waktu yang panjang.
“Pastikan anak itu bukan makan harus di belakang, sunyi, senyap. Makan is makan, jadi tidak usah panjang-panjang durasinya. Cukup 20-30 menit it’s ok, kalau sudah kenyang kita sudahi, nanti kasih lagi begitu dia lapar,” tutupnya.(lia)