Tragedi Kematian Seorang Wanita di Bangka Terungkap, Pelaku Mengakui Karena Tidak Puas

Jumat 14 Jun 2024 - 16:42 WIB
Reporter : Andika
Editor : Irwansyah

SUMATERAEKSPRES.ID- Sebuah tragedi memilukan mengguncang Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, dengan ditemukannya jasad Rahma Maharani Zahwa (20), seorang wanita asal Dusun 1, Desa Penyandingan, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Rahma ditemukan tewas dalam sebuah kamar kontrakan di Kelurahan Bacang, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Korban, seorang janda yang telah memiliki seorang anak berusia 2,5 tahun, diduga tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh seorang pria yang dikenalnya melalui aplikasi MiChat. Tubuhnya ditemukan terbujur kaku dengan luka-luka serius akibat penganiayaan menggunakan senjata tumpul.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa Rahma tewas karena teman kencannya merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Pelaku, yang diidentifikasi sebagai Mario Valentino (26), mengaku marah karena keinginannya untuk berhubungan intim tidak terpenuhi sesuai harapannya.

"Pelaku mengaku bahwa korban tidak memenuhi keinginannya untuk berhubungan intim setelah pemberian uang yang dilakukannya. Hal ini membuatnya marah dan akhirnya melakukan tindakan yang menyebabkan kematian korban," ungkap petugas kepolisian.

BACA JUGA:Kementerian PPPA Pastikan Dampingi Briptu Dhila, Polwan Bakar Suami, Minta Polri Pertimbangkan Kondisi Khusus

BACA JUGA:Jaga Keandalan Kabel Laut Sumatera-Bangka, PLN Jalin Sinergi Dengan Pangkalan TNI AL


Mario Valentino mengakui dengan tegas perbuatannya saat diamankan oleh petugas kepolisian. Dia mengaku tidak dapat mengendalikan emosinya ketika ditolak oleh Rahma dan akhirnya melampiaskan amarahnya dengan cara yang sangat tragis.

"Pelaku mengaku masih bernafsu dan kecewa karena korban menolaknya. Dia mengatakan bahwa meskipun masih ingin berhubungan intim, korban meminta uang tambahan yang tidak bisa dia berikan. Itulah yang membuatnya gelap mata dan melakukan tindakan yang menyebabkan kematian korban," jelas petugas.

Kronologi kejadian menunjukkan bahwa Rahma mencoba melawan saat diserang oleh pelaku. Namun, karena kekuatan fisiknya kalah, dia akhirnya tidak mampu bertahan dan mengalami luka-luka serius yang mengakibatkan kematiannya.

Dalam konteks ini, Kepala Desa Penyandingan, Yusman Subki, menjelaskan bahwa Rahma telah meninggalkan desa tersebut sejak 3 tahun lalu. "Rahma bukan lagi penduduk desa kami. Dia telah pindah sejak 3 tahun yang lalu dan tidak ada anggota keluarga yang menetap di sini," ujarnya.

Yusman menambahkan bahwa Rahma datang dari luar daerah dan sering berpindah-pindah tempat tinggal. "Kami tidak memiliki informasi terbaru tentang keberadaannya setelah dia meninggalkan desa kami," tambahnya.

BACA JUGA:Menyusuri Jejak Bung Karno di Bangka Belitung: Dari Danau Kaolin Hingga Pesanggrahan Menumbing!

BACA JUGA:Kembangkan Hutan Mangrove di Bali, PLN Sukses Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat


Tragedi kematian Rahma Maharani Zahwa menunjukkan bahwa bahaya dapat mengintai dari situasi yang seharusnya dianggap sebagai tempat yang aman, seperti dalam kencan online. Ini menjadi peringatan bagi semua orang untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya dalam bertemu dengan orang asing, terutama melalui aplikasi online.

Kategori :