INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Penyakit blas pada tanaman padi disebabkan jamur Pyricularia grisea. Memiliki dampak yang signifikan terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani.
Gerakan pengendalian terhadap penyakit blas ini dilakukan Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP POPT), Akhmad Syawaluddin SP.
BACA JUGA:Lakukan Sanutasi, Cegah Blast Sedini Mungkin
BACA JUGA:Temukan HPP dan Blas Daun
Gerakan ini dilakukan di Desa Tanabang Kecamatan Muara, Ogan Ilir. ''Luas areal yang dikendalikan adalah 1 ha dengan umur tanaman 2 - 15 hari setelah tanam (hst).
Varietas yang ditanam adalah Inpari Ciherang. Bahan pengendali yang digunakan adalah Bio-fungisida berbahan aktif Steptomyes/Geobacillus," ujar Akhmad.
Dikatakannya, perlu diketahui salah satu penyakit yang bisa dikendalikan dengan agens hayati adalah blas.
"Penyakit blas adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Ciri penyakit ini dapat dilihat dari gejala khasnya, blas daun berbentuk belah ketupat," jelasnya.
Jika blas daun tidak segera ditangani bisa mengakibatkan neck blas atau patah leher. Akibatnya, malai hampa sehingga mengurangi produktivitas.
''Rekomendasi yang bisa kami lakukan yakni melakukan evaluasi setelah 5-7 hari pengendalian,'' katanya.
Bila masih terdapat serangan, lanjutnya, segera lakukan pengendalian lanjutan atau pengendalian secara berkala dengan bahan pengendali yang sama. ''Serta lakukan pengamatan intensif untuk memantau perkembangan OPT," tukasnya.
Dikatakannya, penyakit blas dapat menyebabkan penurunan produksi padi yang signifikan. Potensi yang terjadi bisa mengurangi hasil hingga 100 persen tergantung pada intensitas penyakit.
''Pada stadium vegetatif, penyakit blas dapat menyebabkan kematian tanaman, sedangkan pada stadium generatif dapat menyebabkan kegagalan panen,'' katanya.
Penyakit blas pada leher malai padi dapat menyebabkan busuk atau patah sehingga akan mengganggu proses pengisian malai dan menyebabkan bulir padi hampa.
''Dampak kegagalan panen akibat penyakit blas dapat berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan petani dan ekonomi lokal,'' katanya.