PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Dr Drs Agus Fatoni Msi minta seluruh kepala daerah di Sumsel segera menyampaikan laporan realisasi gerakan tanam yang menjadi atensi langsung Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Laporan itu ditagih Pj Gubernur dalam kegiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) se-Sumsel di Hotel Wyndham Jakabaring, Rabu (12/6). "Laporkan hasil kegiatan gerakan menanam tersebut dilaporkan kepada Inspektur Jenderal Kemendagri setiap minggu dan ditembuskan kepada Pj Gubernur melalui Biro Perekonomian Setda Provinisi Sumsel,” tegas Fatoni.
Diungkap Fatoni, ada beberapa daerah yang belum melaporkan kegiatan gerakan menanam dan di daerah tersebut juga terjadi kenaikan harga. “Bagi sejumlah kabupaten yang belum melaksanakan, agar segera melakukannya dan melaporkan,” imbuh dia. Pj Gubernur minta kepada bupati/wali kota agar mengoptimalkan kegiatan gerakan tanam ini melalui Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) skala rumah tangga.
Kemudian juga melalui GSMP Goes to School dan GSMP Goes to Office yang sudah di-launching pada 25 Februari 2024 lalu. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Itjen Kemendagri 14 Mei 2024, Fatoni memberikan atensi kepada 4 kabupaten di Sumsel yang mengalami kenaikan harga bawang merah pada pekan pertama Mei 2024 lalu.
BACA JUGA:Didampingi Penyuluh, Bentuk Tim GSMP GTS
BACA JUGA:Kompetisi Budidaya Cabai Antar SMA/SMK, Diawali Training of Trainer, Program GSMP GTS Award
Pada minggu pertama Mei 2024 itu, kenaikan harga bawang merah terjadi di empat kabupaten di wilayah Sumsel. Meliputi Ogan Komering Ulu (OKU), Empat Lawang, OKU Timur dan Musi Rawas Utara. Sedangkan pada minggu ketiga Mei, kenaikan bawang merah berlangsung di OKU, OKU Selatan, Empat Lawang, dan Musi Rawas Utara.
Pemprov Sumsel telah melakukan sejumlah langkah guna mengantisipasi terjadinya inflasi. Di antaranya, dengan mengintensifkan gerakan menanam yang berkelanjutan dengan Kerjasama Antar Daerah (KAD) guna menambah ketersediaan pasokan serta berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumsel (GPISSS) kita lakukan juga dengan menggelar operasi pasar dan gerakan pasar murah di setiap kabupaten/kota. Kita bersinergi dengan stakeholder BUMN/BUMD, swasta dan instansi vertikal sebagaimana telah terlaksana sebelumnya,” tuturnya.
Diketahui, inflasi Sumsel pada Mei 2024 merupakan yang terendah kedua se-Sumatera dan berada di bawah tren tahun-tahun sebelumnya. Fatoni mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota serta stakeholder terkait yang telah terlibat aktif dalam upaya pengendalian inflasi.
BACA JUGA:GSMP Program Mengubah Pola Pikir Dari Konsumtif Menjadi Produktif
BACA JUGA:GSMP Go to School, Pj Bupati Empat Lawang Bagikan Bibit Cabe ke Siswa SD dan SMP
Ditambahkan Fatoni, Mei 2024, Sumsel mengalami inflasi 0,06 persen month to month (mtm), menurun dibandingkan pada bulan sebelumnya April 2024 sebesar 0,43 persen. Untuk inflasi tahunan pun menurun menjadi 2,98 persen, dibandingkan tahun sebelumnya 3,12 persen.
Jelang Hari Raya Iduladha dan libur sekolah,
Libur Sekolah akan ada potensi kenaikan harga sembako. Untuk itu, Bank Indonesia, Pemprov Sumsel, Badan Pusat Statistik Sumsel dan instansi terkait mengelar High Level Meeting. Hal tersebut guna mengantisipasi dan waspada kenaikan harga komoditi.