Pj Gubernur Fatoni Minta Optimalkan Gerakan Menanam, Skala Rumah Tangga, Sekolah, dan Kantor, Antisipasi Infla

Rabu 12 Jun 2024 - 21:54 WIB
Reporter : Ardila
Editor : Edi Sumeks

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumsel  Ricky P Gozali mengatakan, pada moment Idul Adha dan libur sekolah memang ada tren kenaikan harga komoditi. Hal tersebut karena terjadi peningkatan permintaan yang signifikan dan berdampak kepada kenaikan harga. 

BACA JUGA:Perluas Program Pemprov ke Sekolah-Perkantoran, Pj Gubernur Launching GSMP Goes to School dan Goes to Office

BACA JUGA:Tanam di Kebun, Miliki Banyak Manfaat, Ini yang Dilakukan Dinas Pertanian OKU dalam Mendukung GSMP

“Iduladha ini cukup menjadi perhatian. Hal itu karena berdasarkan data setiap HBKN seperti Idul Fitri akan terjadi inflasi dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” ungkap Ricky dalam High Level Meeting TPID Sumsel, di Hotel wyndham kemarin. 

Menurut dia, saat ini pun terjdi peningkatan harga. Beberapa  komoditas yang perlu dicermati kenaikan harga dan pasokannya meliputi bawang putih, aneka cabai, gula pasir, minyak goreng, beras dan bawang merah.   Sedangkn untuk  komoditas non volatile food yang menjadi perhatian yakni  tarif angkutan udara, cukai rokok serta harga emas.  

Untuk itu, kata di, digelar HLM yang bertujuan untuk memonitor dan mengantisipasi pergerakan harga-harga sejumlah komoditas, terutama dalam rangka menjelang Idul Adha 1445 dan libur sekolah. "Kita koordinasi mengenai langkah apa saja yang harus diambil mengantisipasi kenaikan harga," 

Kata dia, ada  beberapa rekomendasi upaya dalam menjaga laju inflasi Sumsel meliputi 4K yaitu ketersediaan pasokan seperti terus menggalakkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, kelancaran distribusi yaitu dengan memastikan kelancaran lalu lintas logistik bahan pokok penting termasuk diantaranya melakukan implementasi KAD antar-provinsi.

BACA JUGA:Batumarta dan Semidang Aji Dinilai Berhasil, Tekankan GSMP Tetap Lanjut

BACA JUGA:Ini yang Dilakukan UPTD Kenten dalam Mendukung Program GSMP

Kemudian, keterjangkauan harga yaitu dengan pemantauan harga secara rutin di pasar serta pelaksanaan operasi  pasar murah dan komunikasi efektif dengan menyampaikan informasi ketersediaan stok komoditas pokok dan himbauan belanja bijak kepada masyarakat. 

Dia menekankan, setiap daerah dapat melakukan pengendalian kenaikan harga komoditas yang mengalami kenaikan dengan mengintensifkan langkah konkrit pengendalian inflasi.  "Seperti gerakan menanam, serta kerja sama antar daerah (KAD) guna menambah ketersediaan pasokan di masing-masing wilayah,” pungkasnya.

Saat ini, kata dia, inflasi di Sumsel pada Mei 2024 berada di angka 2,98 persen diatas nasional yaitu 2,84 persen. Dan ini perlu diapresiasi karena inflasi Sumsel merupakan terendah kedua se Sumatera. Dan dilevel provinsi, ada tiga yang terjadi inflasi yakni Palembang Lubuklinggau dan OKI serta satu terjadi deflasi yaitu Muara Enim. "HLM ini akan membahas berbagai pergerakan sejumlah komoditas yang berdasarkan data cenderung menjadi penyumbang inflasi, kemudian resiko yang akan terjadi hingga rekomendasi yang akan dilakukan untuk untuk menekan angka inflasi,” ujarnya.

Kata dia,  IdulFitri 1445 H lalu, komoditas emas perhiasan, gula pasir hingga bawang merah menjadi pendorong kenaikan inflasi. Secara histori, berdasarkan data inflasi bulanan di Sumsel masih aman dan terkendali sejak 2021-2023. 

Namun demikian, masih kata dia, beberapa hal  menjadi perhatian berdasarkan tahun-tahun sebelumnya bahwa mendekati akhir tahun, biasanya inflasi merangkak naik sehingga perlu menjadi perhatian. "Dan dari sisi resiko jika tahun lalu ada ancaman iklim Elnino atau musim kemarau namun ditahun ini akan ada ancaman iklim Lanina atau musim hujan," (*)

 

Kategori :