SUMATERAEKSPRES.ID - Masyarakat Kabupaten OKI yang tinggal di daerah perairan, memiliki kebiasaan unik bila ada yang akan berangkat ibadah haji. Seperti apa?
Menjadi sebuah kebahagiaan bagi umat muslim, bila sudah gilirannya berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Sebab, jemaah calon haji (JCH) ini bisa menunggu sampai belasan tahun setelah mendaftar.
Bagi masyarakat di perairan OKI, speedboat maupun ketek merupakan alat transportasi sehari-hari. Begitupun jika ada JCH yang akan berangkat haji, awalnya diantar menggunakan speedboat, sampai ke daratan yang bisa dilalui transportasi mobil.
Uniknya, JCH yang akan berangkat haji akan disambut warga lainnya dari pinggir sungai ataupun atas jembatan. JCH pun akan melambaikan tangan, sembari memohon doa keberangkatan mereka ke Tanah Suci. Layaknya pawai di perairan.
BACA JUGA:Jemaah Meninggal, Asuransi Sebesar Bipih, Hari Ini Kloter 6 Babel-Pagaralam Masuk Asrama Haji
Pjs Kepala Desa Simpang Tiga Makmur, Kecamatan Tulung Selapan, Wiwik Elpani, menjelaskan kebiasaan ini sudah terjadi sejak lama. Terutama bagi warga di Desa Sungai Pedada, Desa Simpang Tiga Makmur dan lainnya yang akan menuju ke Palembang.
“Mereka harus ke Tulung Selapan terlebih dahulu. Sekitar 2,5 jam hingga 3 jam mereka menempuh perjalanan dari perairan, ke pelabuhan di Kecamatan Tulung Selapan," terang Wiwik.
Sebelum berangkat, mereka menggelar syukuran terlebih dahulu. Mengundang sanak kerabat dan tetangga sekitar. Sama halnya dengan masyarakat di daerah lain di Indonesia. Tapi memang yang beda, hanya pilihan transportasinya saja.
“Jadi bila tahu ada warga desanya yang akan berangkat haji, warga desa biasanya akan menunggu di pinggir sungai, atas jembatan dan lainnya. Semuanya dengan riang gembira sembari melambaikan tangan mendoakan JCH itu,” tuturnya.
BACA JUGA:Jemaah Calon Haji Prabumulih Meninggal Dunia, Batal Berangkat ke Tanah Suci
BACA JUGA:Lion Air Operasikan 12 Pesawat Airbus 330 untuk Ibadah Haji 2024
“Inilah yang membuat suasana keberangkatan haji warga perairan sangat bermakna sekali," tambah Wiwik. Tak jarang jika berangkat dari embarkasi Jakarta, mereka ikut kapal es yang berlabuh ke Pelabuhan Muara Angke Jakarta.
Begitupun jika mereka ikut rombongan Bangka Belitung, mereka akan menumpang speedboat tujuan Pelabuhan Toboali.
Dia berharap kebiasaan seperti ini akan terus dilakukan masyarakat, karena sangat terlihat sekali kebersamaan dan kebahagiaan. “Semua melihat ada warganya yang akan menunaikan ibadah haji. Warga selalu menitipkan doa agar bisa berangkat ke Tanah Suci," imbuhnya.