Di samping itu, mereka turut mencatat bahwa terdapat pembalikan ritme glukosa yang hampir sempurna pada peserta shift malam.
Peserta shift malam juga tidak memiliki sinkronisasi dalam proses produksi dan sensitivitas insulin.
Proses-proses ini sejatinya harus bekerja sama untuk menjaga kadar glukosa dalam kisaran yang sehat.
Hal tersebut disebabkan oleh regulasi insulin yang mencoba membatalkan perubahan glukosa yang dipicu oleh jadwal shift malam, yang mungkin merupakan respons yang sehat saat ini, tapi menimbulkan masalah dalam jangka panjang.
Penulis studi senior dari WSU Elson S. Floyd College of Medicine Hans Van Dongen menambahkan, ada proses yang terkait dengan jam biologis utama di otak manusia yang mengatakan bahwa siang adalah siang dan malam adalah malam dan proses lain yang mengikuti ritme yang diatur di tempat lain di tubuh yang mengatakan malam adalah siang dan siang adalah malam.
BACA JUGA:Ternyata, Terapkan Mindful Eating Bisa Cegah Obesitas
BACA JUGA:Deteksi Dini Obesitas dapat Cegah Risiko Penyakit Tidak Menular
Temuan tersebut menunjukkan bahwa intervensi dini mungkin dilakukan untuk mencegah diabetes dan obesitas, yang juga dapat diterapkan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke pada pekerja shift malam.
“Ketika ritme internal tidak teratur, Anda mengalami stres berkepanjangan dalam sistem tubuh Anda yang kami yakini memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang," kata Dongen.(lia)