Dengan menutup kantor cabang, bank dapat menghemat biaya dan lebih fokus pada transaksi digital.
BACA JUGA:5 Jurusan Kuliah Incaran Bank dan BUMN, Alumninya Banyak Bergaji Tinggi
BACA JUGA:Bank Indonesia Rilis Indikator Perkembangan Stabilitas Rupiah, Cek Hasilnya
Tidak hanya itu, banyak nasabah yang beralih ke layanan pinjaman atau kredit peer-to-peer lending.
Meskipun demikian, beberapa bank masih melihat peluang ekspansi di daerah-daerah tertentu yang dianggap masih memiliki potensi bisnis.
Menurut Untung, pola penyaluran kredit juga mengalami perubahan. Bank tidak lagi terpaku pada keberadaan kantor fisik di suatu daerah untuk menyalurkan kredit.
Sistem digital yang semakin canggih memungkinkan bank untuk tetap menjangkau nasabah di berbagai daerah tanpa harus memiliki kantor cabang di sana.
BACA JUGA:Astaga! Ada 4 Bank Bangkrut April ini, Ayo Segera Cek Rekening, Amankah Dana Simpanan Anda?
Dengan adanya perubahan ini, persaingan di antara bank semakin ketat dan menyebabkan banyak kantor cabang yang terpaksa tutup.
"Kehadiran kantor fisik tidak lagi menjadi syarat mutlak dalam menyalurkan kredit. Ini menunjukkan bahwa tantangan di depan bank semakin besar," tambahnya.
Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri, Ali Usman, menegaskan bahwa restrukturisasi jaringan kantor cabang adalah bagian integral dari upaya strategis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan yang ditawarkan kepada nasabah.
Ali menambahkan bahwa penutupan beberapa kantor cabang merupakan langkah yang direncanakan oleh Bank Mandiri dalam rangka optimalisasi operasional.
Namun, keputusan tersebut masih dalam tahap evaluasi dan akan melalui proses review yang cermat.
Seiring dengan upaya restrukturisasi jaringan cabang, Bank Mandiri tetap berkomitmen untuk memberikan pengalaman layanan yang berkualitas kepada para nasabahnya.
Upaya ini juga sejalan dengan visi Bank Mandiri untuk tetap menjadi pilihan utama dalam menyediakan solusi keuangan yang inovatif dan terpercaya bagi masyarakat Indonesia.