HET Beras SPHP Naik Rp1.600, Per Kilogram dari Rp10.900 menjadi Rp12.500

Minggu 05 May 2024 - 23:12 WIB
Reporter : Berry
Editor : Edi Sumeks

Disebutnya, beras bantuan pangan yang akan disalurkan tersebut merupakan bantuan untuk periode April dan Mei 2024. Kemungkinan akan disalurkan sekaligus dua bulan. "Ini juga akan membantu untuk tetap menstabilkan harga beras," ujarnya.

Staf bidang Perdagangan Disperindag OKU, Okta Lilyandi membenarkan adanya adanya kenaikan HET beras Bulog. "Dengan kenaikan HET ini juga diharapkan membantu petani untuk mendapatkan harga beras yang lebih baik," ujarnya. 

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Lahat Ety Listina SP melalui Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Firdaus SP mengungkapkan. bahwa harga beras, gabah yang dijual  ke tengkulak beragam. 

BACA JUGA:Kejar Penyerapan Beras 40.500 Ton

BACA JUGA:Kebakaran Mobil di SPBU Muara Enim Diduga Berasal dari Jeriken BBM, Sopir Dicari Polisi

Di Kecamatan Pahar Gunung harga beras di tengkulak mencapai Rp12.000. Sementara beli dari petani Rp11.500. Untuk harga gabah kering Rp57.00, gabah kering simpan (gks) Rp5.500 dan gabah kering panen (gkp) Rp5.000.

Harga beras di Kecamatan Sukamerindu Rp12.500, di Kecamatan Kota Agung Rp12.500-Rp13.000. Lalu di Kecamatan Kikim Selatan Rp11. 500. "Untuk penjualan beras masih sebatas Kabupaten Lahat. Belum ada dari luar," lanjutnya.

Menyikapi ancaman peninbunan, menurutnya untuk Kabupaten Lahat kecenderungan tidak ada. Lantaran stok lagi terbatas di penggilingan. Lalu hasil panen juga untuk konsumsi pribadi dan biaya kehidupan, jadi langsung dijual oleh masyarakat. Menyimpan beras oleh petani untuk kebutuhan pribadi hingga panen selanjutnya. 

"Selain itu, rugi kalau nyetok beras saat ini karena lagi bagus harganya. Saat ini beberapa wilayah sudah panen. Namun panen beras cukup banyak pada bulan Mei dan Juni," sampainya. Sebelumbnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, kontribusi pengadaan stok beras di Sumsel cukup tinggi.

 "Sumsel memiliki posisi istimewa, karena secara nasional Sumsel nomor empat yang berkontribusi untuk pengadaan stok di Bulog," katanya. Menurut Bayu, daerah penghasil beras di Sumsel seperti di Banyuasin, OKU, OKI, OI sekitarnya. 

BACA JUGA:Petani Lebih Memilih Beli Beras

BACA JUGA:Lebih Menguntungkan, Jual dalam Bentuk Beras, Bisa Tanam Padi 3 Kali Setahun

"Cukup banyak. Target tahun ini untukpengadaan beras di Sumsel tahun ini 40.500 ton dan realisasi baru 5.400 ton setara beras," beber dia. Untuk itu, Bulog berdiskusi dengan mitra Bulog seperti perusahaan penggilingan untuk memaksimalkan lagi. "Tadi dibahas beberapa hal. Termasuk ada beberapa tantangan yang harus dihadapi," ungkapnya.

Menurutnya, pengusaha padi di Sumsel menyampaikan tantangan yang ada seperti panen berjalan banyak tapi waktunya pendek atau cepat maka rebutan untuk dapat berasnya. Selain itu, kata dia, juga dugaan masalah pupuk dan periode tanam mundur, yang berakibat pada kualitas beras yang kurang bagus. Broken lebih dari ketentuan yaitu 20 persen, sehingga ada yang 20-35 persen. 

 "Dua itu jadi tantangan serius yang dihadapi pengusaha penggilingan. Untuk itu kita akan berusaha semaksimal mungkin supaya target  40.500 ton pengadaan beras dari Sumsel ini bisa tercapai," katanya. Bulog akan melakukan semua cara untuk bisa melakukan pengadaan dalam negeri, seperti akan dibuka gudang untuk pasokan gabah bekerja sama dengan penggilingan yang memiliki silo.

"Nantinya akan ada tim yang turun langsung ke petani melihat kondisinya, membeli dan membayar secara langsung ke petani, pengepul dan lain-lain," papar dia. Ke depannya, para petani kerjasama untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dari gabah atau padinya sehingga masa yang akan datang petani bisa dapat harga tinggi. "Ini memang ini jadi pekerjaan rumah bersama untuk meningkatkan produktivitas dan kulitas beras," pungkas dia. (*/bis/mh)

Kategori :