PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Provinsi Sumsel memiliki empat Proyek Strategis Nasional (PSN). Yakni Bendungan Tiga Dhaji, Jalan Tol Betung Tempino, Daerah Irigasi Lempuing dan Daerah Irigasi Lematang. Namun dari keempat proyek tersebut, Bendungan Tiga Dihaji cukup menarik perhatian. Pasalnya sejak dibangun beberapa tahun lalu dengan anggaran fantastis Rp3,02 triliun, justru mengalami pemblokiran atau automatic adjustment anggaran.
Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Sumatera Selatan (DJPb Sumsel), Rahmadi Murwanto mengungkapkan rincian blokir untuk PSN Bendungan Tiga Dihaji terdiri dari dua jenis. Pertama blokir AA sebesar Rp1,20 triliun pada belanja modal irigasi sumber dana RM. Sisanya Rp1,82 triliun merupakan blokir lantaran kekurangan kelengkapan dasar hukum pengalokasian dan/atau dokumen terkait pekerjaan proyek.
“Karena ada dokumen belum lengkap, kami sangat berhati-hati menganggarkan pembangunan tersebut,” katanya. Padahal pembangunan PSN Bendungan Tiga Dihaji ditarget rampung pada akhir tahun ini. Selain bendungan tersebut, blokir juga dilakukan pada PSN Daerah Irigasi Lempuing yang memiliki pagu Rp0,15 triliun dengan nilai blokir Rp0,00024 triliun. Pertimbangannya serupa masih menunggu kelengkapan dokumen.
Diketahui empat PSN Sumsel tahun 2024 merupakan kelanjutan dari tahun 2023.
BACA JUGA:Rahasia Merawat Lego Agar Tetap Awet, Simak Tipsnya!
Progres pembiayaan setiap proyek hingga 31 Maret 2024, meliputi Tol Betung-Tempino terealisasi Rp0,24 triliun dari alokasi Rp1,30 triliun, Bendungan Tiga Dihaji terserap Rp0,01 triliun dari alokasi Rp3,34 triliun, Daerah Irigasi Lempuing terealisasi Rp0,05 triliun dari pagu Rp0,15 triliun. “Terakhir Daerah Irigasi Lematang memiliki alokasi Rp0,19 triliun namun belum terdapat realisasi sesuai pekerjaan yang masih berprogres,” jelasnya.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja mengatakan bendungan pertama di Sumsel itu nantinya menambah pasokan air pada Daerah Irigasi (DI) Komering untuk lahan pertanian seluas 34.824 hektare. "Dengan begitu hasil pertanian Sumsel terus terjaga sepanjang tahun karena mendapat aliran air yang cukup dan stabil dari bendungan ini," katanya.
Pekerjaan pembangunan terdiri atas 4 paket, yakni paket 1 senilai Rp1,07 triliun dengan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra. Lalu paket 2 senilai Rp1,34 triliun dikerjakan PT Waskita Karya (Persero), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk, dan PT SAC Nusantara. Paket 3 dengan nilai kontrak Rp629,94 miliar oleh PT Nindya Karya dan PT Taruna Putra Pertiwi. Terakhir paket 4 senilai Rp690,71 miliar oleh PT Wijaya Karya dan PT Rudy Jaya. (yun/fad)