SUMATERAEKSPRES.ID-Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sesekali tidak makan daging bisa mendatangkan manfaat bagi penderita penyakit hati stadium lanjut seperti sirosis.
Hasil penelitain yang diterbitkan dalam jurnal Clinical and Translational Gastroenterology menyatakan Penderita sirosis biasanya memiliki kadar amonia tinggi karena hati gagal mengeluarkan racun itu dari dalam tubuh.
Racun tersebut selanjutnya bisa mengalir ke otak dan menimbulkan komplikasi.
Hasil penelitian sebelumnya juga mengindikasikan bahwa beralih ke diet vegetarian dapat menurunkan kadar amonia pada penderita penyakit hati yang mengalami masalah kognitif.
"Sangat sulit melakukan perubahan pola makan dan perilaku dalam jangka panjang. Kami bertanya-tanya apakah melakukan perubahan sesekali bisa menjadi pilihan bagi pasien-pasien ini," kata Dr. Jasmohan Bajaj, salah penulis studi tersebut, dalam siaran resminya melansir Medical Daily.
BACA JUGA:Wow! Begini Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan Tubuh, Salah-Satunya Cocok untuk Penderita Sakit Hati
BACA JUGA:Ternyata, Ganti Konsumsi Daging Merah Dengan Ikan Sarden atau Teri bisa Cegah 750 Kematian
"Pasien sirosis wajib tahu bahwa melakukan perubahan positif dalam pola makan mereka tidak selalu sulit," ujarnya.
Para peneliti melakukan penelitian dengan melibatkan 30 penderita sirosis yang sering mengkonsumsi daging di Richmond VA Medical Center.
Para responden dibagi dalam tiga kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat satu dari tiga jenis burger dengan kandungan protein 20 gram, yakni burger dengan daging bagi atau sapi, burger dengan vegan pengganti daging, serta burger kacang vegetarian.
Para pasien pada awalnya memiliki profil bakteri usus yang serupa.
Selanjutnya, sampel darah dan urine yang diambil sebelum dan sesudah makan menunjukkan bahwa kadar amonia mereka bervariasi bergantung pada jenis burger yang dimakan.
BACA JUGA:Agar tak Gagal Paham, Ini Perbedaan Daging Sapi dan Kerbau
BACA JUGA:Menurunkan Berat Badan Tanpa Daging? Bisa! Ini Dia Pilihan Protein Nabatinya
Kadar asam amino pada urine kelompok pasien yang mengonsumsi burger daging lebih tinggi dibandingkan kelompok pasien burger non-daging.