BATURAJA – Pemkab OKU melalui Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) berupaya mengoptimalkan belanja online alias e-purchase. Arah belanja secara online ini sudah berjalan sejak satu tahun terakhir dengan menggunakan e-Katalog.
Kabag BPBJ Setda OKU, Karel Akbar mengatakan, upaya untuk meningkatkan belanja online dilakukan dengan menambah daftar pelaku usaha dalam e-Katalog. ‘’Saat ini sudah ada 77 pelaku usaha dalam katalog lokal dengan 1.379 produk,” ujar Karel, di sela sosialisasi belanja E Purschase, kemarin (21/1). Pelaku usaha yang diundang saat ini, yang belum tergabung dalam atalase e-Katalog. Ada produk makanan minuman, material, suvenir, bahan pokok, pakaian, beton, dan lainnya. Jumlahnya sebanyak 48 pelaku usaha. Namun sayangnya belum banyak organisasi perangkat daerah (OPD) yang memanfaatkan belanja secara online tersebut. Pada periode 2022 nilai belanja barang dan jasa baru terealisasi sekitar Rp2,3 miliar. Dominan untuk belanja makan dan minum mencapai sekitar Rp1,3 M, kain dan pakaian tradisional sekitar Rp581 juta, ATK sekitar Rp41 juta.BACA JUGA : Suku Anak Dalam Kini Gandrungi Belanja Online, Beli Kosmetik hingga Perangkap RusaSedangkan masuk sampai pada Februari 2023 sudah ada 41 transaksi. Nilainya mencapai Rp2,3 miliar. Sedangkan pada 2023 sendiri ada total nilai potensi belanja online sebesar Rp273 miliar. Sekda OKU Dr H Achmad Tarmizi mengapresiasi terobosan atau inovasi yang dilakukan BPBJ OKU. Saat ini belanja sudah banyak berbasis elektronik. “Termasuk tandatangan sudah eletronik seperti adanya barcode,” ujarnya. Adanya belanja online bisa mengatasi ketidak puasan atau miss komunikasi. Seperti pada awal pengadaan barang dan jasa banyak yang datang membawa berkas tebal dan seringkali ribut. Tapi saat awal adanya aplikasi secara online pengadaan barang dan jasa sudah lebih terarah. Tarmizi berharap OPD yang memiliki anggaran belanja bisa pengadaan barang dan jasa secara online. Seperti PUPR, Perkim, Dinkes. Diharapkan belanja secara online bisa direalisasikan. (bis/)
Kategori :