PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Keputusan Menteri Perhubungan RI bernomor Km 31 Tahun 2024 tentang penetapan Bandara Udara Internasional menghentak banyak pihak, khususnya masyarakat Provinsi Sumsel.
Betapa tidak dari 17 bandara yang ditetapkan sebagai bandara internasional, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang tidak masuk ke dalam daftar tersebut. Artinya status Bandara SMB II yang semula bandara internasional, turun menjadi (downgrade) bandara domestik.
BACA JUGA:Pencabutan Status Internasional Bandara SMB II Picu Kekecewaan, Ancam Wisata dan Perekonomian
BACA JUGA:Penurunan Status Bandara SMB II, Kadin Palembang Bergerak Melobi Pemerintah
Dengan demikian hanya kurun waktu 19 tahun Bandara SMB II Palembang menyandang status internasional sejak KM 56 tahun 2005 tentang perubahan nama Bandara Udara SMB II Palembang menjadi bandara internasional.
Langkah Kemenhub mungkin cukup beralasan mengingat sejak pandemi Covid-19 atau sejak tahun 2020 tidak ada lagi penerbangan internasional langsung (direct flight), kecuali penerbangan carter langsung ke Jeddah untuk umrah atau haji.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui Bandara SMB II Palembang hanya tercatat ramai sebelum pandemi Covid-19.
Saat itu memang masih cukup banyak penerbangan maskapai ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Namun setelah pandemi Covid-19 tak ada lagi penerbangan internasional dari Bandara SMB II Palembang, sehingga berdampak pada kunjungan wisman.
Pada tahun 2018, jumlah wisman dari berbagai negara yang berkunjung ke Palembang melalui penerbangan internasional via Bandara SMB II Palembang mencapai 13.862 wisman, naik di 2019 menjadi 15.846 wisman.
Namun jeblok di masa pandemi yakni 2.297 tahun 2020, 1.281 di 2021, tahun 2022 sebanyak 1.130 wisman, dan sedikit sekali pada tahun 2023 hanya sebanyak 24 wisman (lihat grafis).
Di satu sisi rencana maskapai Scoot, Malaysia Airlines, dan Air Asia yang disebut-sebut siap buka penerbangan internasional dari Palembang ke Kuala Lumpur dan Singapura, seperti kata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel tak kunjung terealisasi.
Kepala Dinas Dinas Pariwisata Kota Palembang, Drs Kgs H Sulaiman Amin mengatakan Palembang makin dilema dengan perubahan status Bandara SMB II.
Memang ia tak menampik tahun lalu hampir tercatat tidak ada wisman yang berkunjung ke kota Pempek.
“Kalau wisatawan nusantara (wisnus) banyak tahun 2023 mencapai 2.011.058, tapi untuk wisman, data kita tidak ada yang datang ke Kota Palembang,” tegasnya. Pihaknya sendiri tak tahu penyebabnya dan mengaku masih mengumpulkan informasi soal ini.
Padahal Kota Palembang ini merupakan kota tertua di Indonesia dengan ikon kota yang menarik, seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak (BKB), Pulau Kemaro, ada wisata religi Al-Quran Al-Akbar, Masjid Cheng Ho, dan lainnya.