KAYUAGUNG,SUMATERAEKSPRES.ID - Mengantisipasi meningkatnya kasus kerbau mati akibat diserang Virus Septicaemia Epizooticadi (SE) wilayah Kabupaten OKI.
Kapolres OKI AKBP Hendrawan Susanto menegaskan, masyarakat segera melaporkan ke pemerintah setempat apabila menemukan gejala hewan terjangkit penyakit SE.
Ditambahkannya, pemberian vaksinasi oleh Dinas peternakan kab OKI untuk mencegah penyebaran penyakit SE.
Pembatasan hewan ternak yang pandemi dan lakukan penyekatan agar tidak berpindah ke daerah lainnya.
BACA JUGA:Ternak Sapi-Kerbau Jadi
BACA JUGA:11 Kerbau Mati Mendadak, Biarkan Mati di Rawa kolong tol Indralaya
"Ini yang terus dilakukan saat sekarang," terangnya kemarin 24 April 2024.
Selanjutnya memberikan edukasi atau pengetahuan kepada masyarakat/ peternak agar dapat mengenali gejala penyakit untuk mencegah penularan.
Dijelaskannya, Septicaemia Epizootica atau penyakit ngorok merupakan penyakit infeksi bakteri akut atau menahun pada sapi atau kerbau.
Penularannya melalui bakteri pasteurella multocida serotype 6B dan 6E terdapat pada ludah, kemih dan feses hewan penderita.
BACA JUGA:Bakteri Penyakit Ngorok Meluas, Setelah OKI-OI, Puluhan Kerbau di Empat Lawang Mati Mendadak
BACA JUGA:Nah Loh, Kerbau di Empat Lawang Juga Banyak Mati Mendadak, Dugaannya Kena Penyakit Ini!
"Hewan sehat akan tertular oleh hewan sakit atau pembawa melalui kontak atau melalui makanan, minuman dan alat yang tercemar," bebernya.
Gejala Klinis Septicaemia Epizootica-sapi, kerbau, kambing mati mendadak sesak nafas, diare berdarah, peningkatan suhu tubuh dan idak mau makan.
Pengendalian hanya bisa dilakukan dengan vaksinasi.
“Vaksin digunakan adalah inaktif yang diinjeksikan melalui rute intramuscular,” jelasnya.
BACA JUGA:Terungkap, Ternyata Ini Penyebab 431 Kerbau di OKI Mati Mendadak, Waspadalah!
BACA JUGA:Ini yang Dilakukan Disbunak OKI Mengantisipasi Virus SE, 450 Ekor Kerbau di Vaksin
Dampaknya kematian kerbau akan terus bertambah apabila tidak dilakukan pencegahan, kemungkinan penyakit SE menyebar ke hewan ternak lainnya seperti sapi dan kambing.
“Kejadian ini berdampak mengganggu perekonomian masyarakat apabila kematian ternak terus berlangsung,” pungkasnya.
Diketahui, tetangga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yakni kabupaten Ogan Ilir dikabarkan 11 kerbau mati mendadak
Lokasi tepatnya berada di wilayah desa Tanjung Setelko, kecamatan Indralaya, Ogan Ilir.
BACA JUGA:Aksara Ka Ga Nga Tanduk Kerbau Mengukir Sejarah Marga Empat Suku Negeri Agung di Lahat
BACA JUGA:Pengendara Harus Hati-Hati, Kawanan Kerbau Berkeliaran di Jalinsum Muratara
Menurut informasi masyarakat, kondisi ini bari terjadi beberapa hari terakhir.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir, Lilis Suryani membenarkan hal tersebut.
"Ya benar, informasi yang kami terima, ada 11 kerbau yang mati di Desa Tanjung Seteko," ujar Lilis. Senin 22 April 2024 lalu.
Menurutnya, kerbau-kerbau tersebut mati diduga kuat karena terserang wabah ngorok (tagere) atau Septicaemia Epizootica (SE).
BACA JUGA:450 Ekor Kerbau di Vaksin
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Serang Ternak Kerbau
Berdasarkan keterangan warga, kematian mendadak kerbau tersebut dimulai sejak hari sabtu, (20/4) lalu.
Saat ini bangkai kerbau mati dibiarkan tergeletak di rawa dan kolong jalan tol di wilayah Desa Tanjung Seteko.
Petugas dinas masih melakukan pendataan terkait kemungkinan bertambahnya jumlah kerbau yang mati.
"Petugas kami sedang mengecek ke lapangan," ungkapnya.
BACA JUGA:Heboh, Buaya Serang Kerbau, Kejadian di Sungai Lematang, Lahat
BACA JUGA:Terima 6.000 Dosis Vaksin Kerbau
Wabah ngorok mulai terdeteksi di Ogan Ilir sejak Februari lalu.