Pengendalian cara bercocok tanam (kultur teknis) bertujuan untuk mengurangi kesesuaian ekosistem., mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup hama, mengalihkan populasi hama menjauhi tanaman dan mengurangi dampak kerusakan tanaman.
Pengendalian Hayati (Biologi) melalui pemanfaatan musuh alami UPDKS seperti: serangga predator Sycanus sp., Eucanthecona furcellata, serangga parasitoid Famili Braconidae, Tachinidae, Eulophidae dan dari genus Apanteles dan Brachymeria, cendawan Cordyceps militaris, Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV).
BACA JUGA:Hama Ini Menjadi Momok Menakutkan, Petani Wajib Tahu cara Mengendalikannya
BACA JUGA:Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Sorgum, Begini Cara Mengatasinya
Untuk mengkonservasi serangga parasitoid dan predator tersebut diperlukan penanaman tanaman bermanfaat sepertti: bunga pukul delapan (Turnera subulata, T. ulmifolia), bunga air mata pengantin (Antigonon leptopus), patik mas (Euphorbia heterophylla) dan lain-lain yang berfungsi sebagai habitat dan sumber pakan.
Pengendalian UPDKS secara biologi juga dapat menggunakan insektisida biologi berbahan aktif Bacillus thuriengiensis, Beauveria bassiana dll. yang ramah lingkungan dan bersifat spesifik target. Alat pengendalian secara pengasapan dengan mesin thermal fogging PULSFOG K-22-BIO dapat membantu aplikasi pengendalian UPDKS secara biologi.
Dengan sistem BIO PULSFOG memberikan keuntungan karena keberhasilan aplikasi insektisida biologi yang merupakan bahan yang peka terhadap panas. Mesin Fogging biologis merek PULSFOG dapat membantu menjaga populasi hama senantiasa dibawah ambang ekonomi, selektif pada hama target, aman pada serangga non target, dan lingkungan sehingga menjaga keberlanjutan kelapa sawi