Pengawas Operasional Feeder LRT BPKARSS, Bela Sintia menerangkan sehari feeder LRT Musi Mas mengangkut lebih dari seribu penumpang per koridor. “Total kita handel langsung 25 unit, beroperasi di 5 koridor selama 16 jam sehari atau 8 jam per shift. Kita punya 50 sopir feeder, penumpang tidak dikenai tarif lantaran sopirnya sudah digaji tiap bulan,” tuturnya.
Kemenhub sengaja memfasilitasi angkutan pengumpan ini untuk menunjang operasional dan menjaring para penumpang LRT Sumsel, sekaligus menggalakan program Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan Umum (GNKAU) bagi masyarakat. Dengan begitu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menuntaskan kemacetan lalu lintas perkotaan, serta menekan polusi udara dari emisi gas buang kendaraan.
BACA JUGA:2 Koridor Feeder LRT Setop Operasi di Awal 2024, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:2 Rute Feeder Musi Emas Tetap Gratis
Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan bermotor di Kota Palembang pada tahun 2022 mencapai 145.035 unit mobil penumpang, 737 unit bus, 21.971 unit truk, dan 382.685 unit sepeda motor. Sayangnya tren penggunaan kendaraan pribadi masih meningkat tiap tahun, seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Di 2020, pengguna mobil penumpang tercatat 134.715 unit dan sepeda motor 377.259 unit.
Semakin banyak penggunaan kendaraan pribadi, efeknya semakin besar polusi udara. Kementerian ESDM mengasumsikan jika satu motor mengkonsumsi 1 liter BBM setiap hari dan menghasilkan 2,5 kg emisi, total pencemaran udara dari emisi sepeda motor mencapai 300 juta kilogram per hari di Tanah Air. Angka itu dihitung dari populasi motor di Indonesia, lebih dari 120 juta unit. Khusus Kota Palembang, ditaksir pencemaran emisi karbon 956.712,5 kilogram per hari.
Subsidi BTS Teman Bus Rp444,69 Miliar
Selain feeder LRT Musi Mas, sebelumnya Kemenhub RI meluncurkan progam layanan Angkutan Perkotaan dengan Skema Pembelian Layanan (Buy The Service) atau BTS Teman Bus pada 2020. Sama seperti angkot feeder, Teman Bus ini ikut menunjang penumpang LRT dan terintegrasi langsung dengan stasiun-stasiunnya.
Dengan begitu transportasi publik di perkotaan semakin populer dan maju, serta masyarakat aware menggunakan angkutan umum, sesuai dengan harapan pemerintah. Kemenhub bahkan memberikan subsidi Rp2 miliar per bulan atau Rp24 miliar per tahun untuk operasional BTS Teman Bus di Kota Palembang.
Saat ini Teman Bus yang dioperatori BUMD PT Trans Musi Palembang Jaya (TMPJ) beroperasi di 4 koridor, yakni Terminal Alang Alang Lebar (AAL)-Ampera (via Soekarno Hatta), Terminal AAL-Talang Jambe (via Talang Betutu), Terminal Sako-Palembang Icon/Squre, dan Palembang Icon/Square-Pusri (via Jalan Rajawali). Total ada 49 unit beroperasi berikut 5 unit bus cadangan.
BACA JUGA:Feeder LRT Bakal Berbayar, Mulai Tahun 2024 Sebesar Rp2-4 Ribu per Penumpang
BACA JUGA:Siap-siap! Mulai 2024 Feeder LRT Dikenakan Tarif Baru. Ini Besarannya!
Diketahui, Teman Bus merupakan kendaraan bus full AC berkapasitas 40 penumpang dengan 20 tempat duduk serta bus besar berkapasitas 60 penumpang dengan 30 tempat duduk plus kursi prioritas. Moda transportasi massal ini sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan pemerintah. “Di 2023, penumpang BTS Teman Bus tembus 1,4 juta orang. Kita masih mengenjot minat masyarakat naik Teman Bus dengan berbagai strategi, salah satunya me-rerouting ke wilayah yang tinggi peminat,” ungkap Direktur TPJM, Antony Rais.
Selain di Palembang, Kemenhub juga menerapkan Program BTS di 9 kota lainnya di Indonesia, yaitu Medan, Bali, Surakarta, Yogyakarta, Makassar, Banyumas, Banjarmasin, Bandung, dan Surabaya. Sejak operasional sepanjang tahun 2020-2023, Teman Bus telah melayani penumpang sebanyak 72.138.046 orang dengan rata-rata penumpang harian 70.496 orang.
Hasil survey Ditjen Perhubungan Darat pada pelanggan Teman Bus di 10 kota ini, sebagian besar masyarakat merasakan adanya penghematan biaya transportasi 30-70 persen per bulan. Terlebih lagi adanya pemberlakuan integrasi tarif layanan BTS, misalnya satu karcis untuk naik 2 angkutan sekaligus LRT-Teman Bus/Trans Musi hanya Rp5 ribu (pelajar) dan Rp7 ribu (mahasiswa). Dari tarif berlaku Teman Bus Rp4 ribu dan LRT Rp5 ribu.
Program BTS Teman Bus terbukti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Dari hasil survey juga diperoleh data tingkat shifting (pergeseran) pelanggan Teman Bus yang sebelumnya pengguna sepeda motor sebanyak 72 persen. Angka ini meningkat dari tahun 2022 yang sebesar 61 persen.