PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sakit hati dan dendam, jadi motif pembunuhan yang dilakukan Suganda terhadap Wasilah (39) dan putrinya, Farah Atika Aliyah (15). Keduanya jadi pelampiasan Suganda, atas kekesalannya terhadap Anung Kurniawan (42), suami almarhumah Wasilah.
Masalahnya, Suganda pernah jadi pekerja freelance dengan Anung. Sekali ikut bekerja di kios tanaman hias itu, dia biasa diupah Rp150 ribu. “Kemudian pernah dapat borongan menebang pohon, dijanjikan upahnya Rp3 juta,” akunya, dalam video yang beredar di media sosial.
Namun ternyata upah yang dibayarkan melalui ayahnya Suganda, menurutnya hanya separuhnya atau Rp1,5 juta. Sementara Suganda sendiri, saat itu sedang berada di Provinsi Riau. Sehingga ketika pulang sehabis lebaran 2024, dia mendatangi rumah korban menagih sisa uang upahnya.
“Aku dendam sama suaminya masalah gaji aku. Bukan tidak dibayar, tapi setiap kali ditagih saya seperti mengemis dan seperti dipermainkan sama dia," klaim Suganda.
Saat datang ke rumah korban di Jl Macan Lindungan, Lr Karya Baru, Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan IB I, Palembang, Senin pagi, 15 April 2024, Suganda tidak sendiri. Tapi bersama temannya, berinisial H. “Datang naik 2 sepeda motor,” bebernya.
BACA JUGA:Ibu dan Anak Korban Pembunuhan di Bukit Baru Dimakamkan Satu Liang
Hanya saja pagi itu Anung tidak berada di rumahnya. Suganda hanya bertemu istrinya, almarhum Wasilah. “Waktu saya nagih sisa upah itu, cekcok sama istrinya. “Saya dari rumah bawa pisau kecil bergagang hijau itu yang saya tikamkan ke korban,” tambahnya.
Peran dari H, disebut Suganda, hanya mengawasi. Kemudian turut mengunci pintu rumah, saat Suganda mengejar korban Wasilah. “Besi itu (belencong, alat gancu untuk memecah batu dan tanah), saya dapatkan dari garasi,” jelasnya.
Suganda pertama kali menghabisi Wasilah. Kemudian baru menuju kamar korban Farah. “Saya panik, dia sempat menelpon bapaknya dan berteriak-teriak minta tolong,” akunya. Pelajar kelas IX SMP Islam Az-Zahrah 2 Palembang itu pun tewas bersimbah darah dalam kamarnya.
Usai menghabisi ibu dan putrinya itu, Suganda mengaku masih berada dalam rumah korban. Dia menunggu Anung pulang, berniat dihabisinya juga. “Tapi waktu Anung pulang dobrak-dobrak pintu itu, sudah sama temannya (warga),” kenangnya.
Karena warga sudah ramai, Suganda memilih kabur melompat pagar lewat pintu dapur. Sementara H, sudah pergi lebih dulu. “Saya sembunyi di sebuah rumah kosong, cukup lama. Sempat ganti baju. Baru keluar sekitar jam enam sore,” tukasnya.
BACA JUGA:Peristiwa Pembunuhan Ibu dan Anak di Macan Lindungan: Suami Korban Temui RT, Kenapa?
BACA JUGA:Kronologis Lengkap Pembunuhan Pelajar SMP di OKU Timur, Pelaku Masih 15 Tahun, Tertangkap di Muba
Sementara di rumah korban, pagi itu sudah ramai berdatangan pihak kepolisian. Dari Polsek IB I, Polrestabes Palembang, hingga Polda Sumsel. Putra bungsu korban, Galuh (7), yang selamat dari pembunuhan itu dibawa ke Mapolsek IB I Palembang. Bersama Anung, untuk dimintai keterangannya.