KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Hari ini giliran Kelurahan Kuta Raya, Sukadana, Paku, Mangun Jaya dan Jua-Jua mengikuti Midang Bebuke atau arak-arakan pakaian adat pada hari lebaran.
Ini merupakan tradisi turun temurun masyarakat Kayuagung, Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel. Tradisi ini digelar pada hari ke tiga dan keempat lebaran Idul Fitri.
Tahun ini gelaran midang terlihat semarak dan tertib. Arak-arakan Puluhan pasang pengantin terlihat mengelilingi sungai Komering diiringi musik tanjidor.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKI Ahmadin Ilyas mengatakan rangkaian Midang tahun ini dirangkai dengan perlombaan cang-incang.
BACA JUGA:Tradisi Rumpak-Rumpakan Palembang: Menyala Kembali di Tengah Gempuran Teknologi Modern
Cang-incang merupakan salah satu jenis sastra lisan yang melekat dengan tradisi masyarakat Kayu Agung.
Cang-incang biasanya ditampilkan dalam upacara perkawinan.
Hingga kini tradisi ini masih kelihatan fungsinya baik di dalam kalangan masyarakat yang tinggal di dalam kota Kayuagung maupun yang tinggal di kota lainnya,"terangnya Sabtu (13/4).
Pihaknya berharap perlombaan Cang Incang, maka akan ada generasi penerus yang akan terus melestarikan tradisi turun-temurun asli Kayuagung.
Untuk rute kegiatan midang sendiri akan dilaksanakan disepanjang aliran sungai Komering.
BACA JUGA:Zaman Belanda Dilarang, Bayar Nazar Timpang Kepala Kerbau
BACA JUGA:Kesaktian Parang Puyang Sampu Rayo, Binasakan Orang Tidak Jujur
Di hari pertama, midang bebuke diikuti oleh 6 Kelurahan dalam Kecamatan Kota Kayuagung antara lain, Kelurahan Kedaton, Perigee, Kayuagung Asli, Cinta Raja, Sida Kersa dan Tanjung Rancing.
Rute perjalanan dimulai dari Kelurahan Kayuagung Asli menuju ke Kedaton. Lalu menyebrang pakai perahu ketek menuju ke Jua-jua dan berkumpulnya di pendopoan rumah dinas Bupati OKI, dirangkai dengan perlombaan cang-incang.