SUMATERAEKSPRES.ID - Pemudik tahun ini di luar prediksi. Akibatnya, terjadi penumpukan. Baik di pelabuhan Bakauheni maupun Merak. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengevaluasi pelayanan pemudik di pelabuhan tersebut.
Untuk mengurai antrean dan mengurangi kepadatan kendaraan, pemerintah memutuskan mengambil beberapa langkah tegas. Muhadjir mengatakan, kapal dari Merak hanya menurunkan penumpang di Bakauheni, tanpa mengangkut penumpang di pelabuhan tersebut.
Keputusan itu diambil oleh seluruh stakeholder terkait. ”Nanti kapal dari Merak ke Bakauheni itu hanya nge-drop penumpang semuanya dan langsung kembali ke Merak untuk angkut penumpang lagi. Tidak ada lagi skema 7-3 atau 4-3,” jelasnya. Itu dilakukan demi memfasilitasi penumpang yang hendak menyeberang dari Jawa menuju Sumatera.
Skema itu dilakukan sesuai dengan kondisi di pelabuhan. Khususnya situasi di Merak. Sejak Sabtu malam (6/4) antrean kendaraan menuju Merak mengular. Protes berujung ketegangan antara penumpang dengan otoritas pelabuhan juga sempat terjadi. Untuk itu, pemerintah mengambil langkah strategis.
Sementara, dampak penerapan sistem tiba bongkar berangkat (TBB), kembali terjadi penumpukan kendaraan di pelabuhan Bakauheni. Dari sebuah video amatir, disebutkan kalau ratusan kendaraan menunggu diberangkatkan sejak pukul 03.00 WIB, tapi sampai 08.00 WIB belum ada kepastian.
BACA JUGA:530.400 Pemudik dan 125.234 Unit Kendaraan Tinggalkan Jawa menuju Sumatera
BACA JUGA:Palembang-Indralaya Padat, Sempat Macet 2 Jam, Ramai Pemudik Istirahat di Rest Area
Menhub Budi Karya Sumadi menyampaikan, guna mengurai antrean kendaraan, pihaknya juga bakal memaksimalkan Pelabuhan Panjang di Lampung. Menurut dia, pelabuhan tersebut bisa menjadi alternatif bagi pemudik. Karena itu, disiapkan pelayaran dengan rute Bakauheni - Panjang dan Ciwandan - Panjang. ”Dipilah peruntukannya. Jika ke Panjang maka menghemat hampir satu jam perjalanan bagi yang ingin ke Ibu Kota Lampung. Ini sangat positif,” jelasnya.
Keputusan penting lain yang diambil pemerintah untuk melancarkan arus kendaraan dari Jakarta menuju Merak dan Lampung adalah menindak tegas truk Over Dimension Over Load atau ODOL. Dia mengakui selama ini masih ada toleransi untuk truk ODOL yang mengangkut kebutuhan masyarakat. Namun demikian, situasi di lapangan menunjukkan bahwa truk ODOL mengganggu lalu lintas pemudik. Sehingga tindakan tegas akan dilakukan kepada truk ODOL.
”Tindakan hukum terhadap ODOL tanpa terkecuali. Kami minta pemilik untuk mentaati atau kami akan pinggirkan mereka untuk tidak jalan,” katanya. Menurut Dirut PT ASDP, Ira Puspadewi, saat ini tiket penyeberangan dari Merak ke Bakauheni sudah habis. “Tidak ada lagi tiket untuk jadwal penyeberangan sampai hari ini (Senin). Tidak ada tiket tambahan,” tegasnya.
Kapolda Banten Irjen Abdul Karim menyampaikan bahwa delaying system sudah dilakukan untuk mencegah penumpukan kendaraan di Merak. Strategi itu juga dilakukan demi menyeimbangkan jumlah kapal dengan penumpang yang akan menyeberang. ” Supaya seimbang dengan perputaran kapal yang ada di Pelabuhan Merak. Supaya orang tidak berhenti terlalu lama di Pelabuhan Merak,” bebernya.
BACA JUGA:Laka Tunggal, 7 Pemudik Masuk Parit, Sopir Mobil Diduga Mengantuk
Kepolisian minta pemudik yang berangkat ke Merak harus sudah memiliki tiket. Jika tidak memiliki tiket, mereka diimbau tidak berangkat. ”Jangan melakukan pembelian tiket pada saat di perjalanan. Karena akan mengganggu masyarakat yang sudah memiliki tiket sebelumnya,” kata Karim.
Para pemudik tetap awas selama perjalanan pulang ke kampung halaman. Sebab, hingga hari ke-4 Operasi Ketupat kemarin, tercatat 213 kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 23 orang meninggal dalam insiden tersebut. "Sebanyak 39 orang mengalami luka berat dan 267 orang lainnya mengalami luka ringan," ucap Juru Bicara Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Dampak kerugian material akibat kecelakaan selama arus mudik tersebut ditaksir mencapai Rp539 juta.