PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Jelang Hari Raya Idulfitri, salah satu yang ketiban rezeki adalah pembuat dan pedagang kue basah. Di Palembang, ada beberapa kue basah khas yang selalu jadi sajian dimomen lebaran, seperti maksubah, kue delapan jam, bolu kojo, engkak ketan dan lainnya.
Menurut sejarawan Palembang, RM Ali Hanafiah yang akrab disapa Mang Amin, kue-kue basah ini dulunya sangat jarang diperjualbelikan. Lumrahnya, dulu masyarakat buat sendiri di rumah masing-masing menjelang lebaran.
BACA JUGA:3 Resep Kue Lebaran Kekinian yang Anti Mainstream, Biar Tamu Gak Bosen
BACA JUGA:Bekali Jiwa Wirausaha, Siswa SMKN 1 Palembang Diajari Buat Kue Khas Palembang
"Kue-kue ini mulai populer diperjualbelikan tahun 2000-an. Dipengaruhi berkembangnya sektor pariwisata, termasuk kuliner," jelasnya, kemarin.
Kue-kue basah ini dulu tidak dapat dinikmati setiap hari. Karena biasanya dibuat jelang lebaran saja, Idulfitri maupun Iduladha. Selain itu, untuk pesta pernikahan.
"Artinya, sektor kuliner Palembang sekarang sudah banyak berkembang. Tidak hanya pempek saja, tapi ada juga aneka kue khas seperti maksubah, bolu kojo dan lainnya. Pemasarannya bahkan sudah ke luar daerah," tutur Mang Amin.
Salah satu pengusaha kue yang banjir pesanan jelang lebaran ini yaitu Dapur Bunda Rayya. Yus Elisa, sang owner mengatakan, kue basah khas Palembang yang dipesan warga luar daerah ada banyak jenis.
Mulai dari makjola (maksuba, kojo dan lapis legit), masbro (maksuba brownies), engkak ketan, empat varian kue yang digabung dalam satu Loyang, agar dodol dan lainnya.
"Pesanan ini bukan hanya dari orang Palembang atau daerah di Sumsel saja, tapi banyak juga dari Jakarta, Solo, Jogjakarta dan provinsi lain," ungkapnya.
Berdasarkan data tahun lalu, total order kue basah khas Palembang bisa ratusan bahkan tembus seribu loyang.
BACA JUGA:Anti Gagal! Simpan Kue Kering Lebaran dengan 5 Cara Ini, Dijamin Awet dan Tidak Melempem
BACA JUGA:Aneka Kue Kekinian Untuk Lebaran Idul Fitri Yang Pasti Disukai Anak-Anak Kita Semua
"Kita close order di H-10 sebelum lebaran, karena takut kewalahan pesanan membludak. Juga dalam upaya menjaga layanan serta kualitas kue ke pelanggan," kata dia.
Shinta (29), seorang pembeli kue basah khas Palembang mengungkapkan, dia sudah order jauh hari. "Selain biar tidak kehabisan, juga tepat waktu kalau mau dibawa mudik," pungkasnya. (tin)