Ortu Wajib Tahu, Ini Penyebab Remaja Rentan Alami Adiksi

Selasa 26 Mar 2024 - 03:00 WIB
Reporter : Englia
Editor : Englia

SUMATERAEKPRES.ID- Masa remaja merupakan periode yang rentan mengalami adiksi karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna alias matang.

"Populasi remaja merupakan populasi yang sangat rentan untuk mengalami adiksi karena area otaknya yang mengatur emosi, menilai situasi, dan mengambil keputusan masih berkembang sehingga perilaku impulsifnya masih terus tinggi," kata Dokter spesialis kesehatan jiwa dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K).

Lebih lanjut dokter jebolan Universitas Indonesia itu mengatakan, perkembangan prefrontal cortex atau bagian depan otak yang berfungsi untuk membuat keputusan, mengatur emosi, dan menilai situasi baru memasuki tahap sempurna di usia 21 atau 22 tahun.

Karenanya, pada usia remaja atau bahkan pada anak-anak proses pengambilan keputusan masih bersifat impulsif atau tanpa berpikir panjang serta lebih mengedepankan emosinya.

BACA JUGA:Ini Dia Prinsip Parenting yang Harus Diterapkan Hingga Anak Dewasa

BACA JUGA:Segudang Manfaat Smart Parenting, Bikin Anak Jadi Bahagia

"Area untuk mengambil keputusannya belum matang sehingga perilakunya impulsif 'Aku kesal dimusuhin sama teman ya udah deh aku ngeganja aja karena perasaanku lebih enak kalau aku ngeganja' atau 'Ya udah deh aku main games aja yang lama karena perasaan aku lebih enak ketika aku main games'," papar Kristiana.

Di samping faktor perkembangan otak, menurut Kristiana faktor biologis lain yang mempengaruhi munculnya adiksi adalah sistem pengeluaran hormon dopamin dan faktor keturunan.

"Mereka yang mengalami adiksi dipengaruhi oleh biologi juga yang berperan. Biologi ini artinya ada genetik juga yang berperan misalnya sistem dopamin yang di dalam tubuh kita juga misalnya. Secara biologis yang lain genetik itu ada keluarga kita yang pernah mengalami gangguan adiksi," paparnya.

Selain faktor biologis, Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM itu juga menyebutkan adiksi juga bisa timbul dari pola asuh yang terlalu membebaskan maupun terlalu mengekang anak.

"Pola asuh yang sifatnya permisif, apa-apa boleh, tidak ada aturan yang jelas atau pola asuh yang sifatnya otoriter semuanya tidak boleh, harus dari orang tua, tidak ada komunikasi yang hangat itu adalah risiko tinggi untuk mengalami adiksi," katanya.

BACA JUGA:Tips: Parenting yang Mempengaruhi Kesuksesan Anak

BACA JUGA:12 Tips Parenting yang Wajib Diketahui Orang Tua dalam Mendidik Anak

Karenanya, dia mengingatkan para orang tua untuk menerapkan pola asuh yang hangat, mengedepankan rasa empati, dan komunikasi yang baik sehingga dapat membantu mencegah adiksi pada anak-anak dan remaja.
(lia)

Kategori :